GridHEALTH.id - Kulit putih masih menjadi hal yang diimpi-impikan oleh sejumlah orang, karena dianggap lebih menarik.
Untuk mewujudkannya, tak jarang beberapa orang nekat melakukan suntik putih atau infus whitening.
Meski kelihatannya menarik, namun suntik putih dapat menimbulkan efek buruk bagi kesehatan, jangka pendek maupun panjang.
Sebelum membahas apa saja bahaya suntik putih untuk kesehatan, pahami dulu prosedur kecantikan ini.
Infus whitening adalah prosedur kosmetik di mana zat pemutih disuntikkan langsung ke dalam tubuh untuk merubah warna kulit menjadi lebih cerah.
Di dalamnya, terkandung berbagai senyawa seperti glutatione, vitamin C, dan beberapa jenis steroid.
Glutatione merupakan antioksidan yang efektif mengatasi penuaan dini. Sementara vitamin C, berguna untuk menghambat pembentukan pigmen warna kulit.
Vitamin C juga dapat meningkatkan produksi kolagen, sehingga menjaga kulit tetap kencang dan lembut.
Prosedur ini diklaim sebagai cara cepat dan efektif untuk memutihkan kulit, tanpa harus menunggu lama.
Walaupun bermanfaat, tetapi kandungan dalam suntik putih dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan, bila penggunaannya tidak sesuai.
Belum ada penelitian imliah yang kuat yang mendukung keamanan prosedur memutihkan kulit dengan cara suntik.
Baca Juga: Jangan Disepelekan, Tahi Lalat yang Seperti Ini Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Berbahaya
Efek samping yang umum dialami oleh orang yang suntik putih termasuk perubahan warna kulit yang tidak merata, ruam, bengkak, dan infeksi di area suntikan.
Metode perawatan kulit ini, juga berisiko menimbulkan masalah kesehatan jangka panjang yang serius.
Penggunaan steroid dalam suntik putih, misalnya, dapat menyebabkan penurunan imunitas tubuh, osteoporosis, dan masalah hormonal.
Selain itu, penggunaan glutatione dalam jangka panjang belum sepenuhnya dipahami, dan risiko akumulasi zat dalam tubuh masih menjadi perdebatan di kalangan ahli kesehatan.
Ketidakpastian mengenai dampak jangka panjang dari suntik putih menimbulkan pertanyaan serius tentang keamanan prosedur ini.
Tindakan kosmetik instan ini, mungkin bisa merugikan kesehatan jangka panjang, meski hasilnya memuaskan secara visual dalam waktu singkat.
Sebagai alternatif suntik putih, beberapa cara rumahan berikut ini dapat membantu membuat kulit lebih cerah.
Membersihkan wajah secara teratur merupakan langkah dasar dalam merawat kulit.
Gunakan pembersih wajah yang lembut dan sesuai dengan jenis kulit, untuk mengangkat kotoran, minyak berlebih, dan sisa riasan wajah yang bisa menyumbat pori-pori.
Makanan yang kaya akan antioksidan, vitamin, dan mineral dapat membantu meningkatkan kesehatan kulit.
Termasuk buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan ikan berlemak. Biasakan untuk dikonsumsi sehari-hari untuk memberikan nutrisi yang dibutuhkan kulit.
Baca Juga: Membongkar Mitos, Benarkah Mandi Terlalu Sering Bikin Kulit Kering?
Jangan lupa untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi, dengan mencukupi kebutuhan air.
Kulit yang terhidrasi dengan baik akan terlihat lebih cerah. Minumlah air secukupnya dan gunakan pelembap, agar kelembapan alami kulit terjaga.
Melindungi kulit dari paparan sinar matahari adalah kunci untuk mencegah kerusakan kulit dan penuaan dini.
Gunakan tabir surya setiap hari, bahkan saat cuaca mendung atau di dalam ruangan.
Tidur adalah waktu di mana tubuh melakukan regenerasi sel-sel kulit. Pastikan mendapatkan cukup tidur setiap malam untuk mendukung proses ini.
Jika ingin memiliki kulit yang cerah, tanpa menjalani suntik putih, biasakan berolahraga.
Olahraga dapat meningkatkan sirkulasi darah, memberikan nutrisi yang cukup ke sel-sel kulit, dan membantu mengeluarkan racun melalui keringat.
Stres dapat memengaruhi kesehatan kulit. Cobalah teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga untuk mengurangi tingkat stres.
Beberapa minyak alami seperti minyak kelapa, minyak zaitun, atau minyak argan dapat digunakan sebagai pelembap alami.
Minyak ini kaya akan nutrisi yang dapat memberikan kelembapan pada kulit.
Itulah beberapa bahaya suntik putih dan cara alternatif untuk membuat kulit lebih cerah, yang lebih aman bagi kesehatan. (*)
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar