Ibu hamil yang mengidap penyakit ini, tidak bisa menularkannya kepada bayi yang ada di kandungan. Kusta juga tidak bisa menular melalui kontak seskual.
Dilansir dari WebMD, kusta ditentukan oleh jumlah dan jenis luka kulit yang terjadi. Gejala dan pengobatannya spesifik, tergantung pada jenis yang dialami.
Ini merupakan jenis kusta yang ringan dan tidak terlalu parah. Pengidapnya hanya memiliki satu atau beberapa bercak kulit datar berwarna pucat (kusta paucibacillary).
Area kulit yang terkena mungkin terasa mati rasa karena kerusakan saraf di bawahnya. Jenis kusta ini, risiko menularnya rendah dibanding yang lainnya.
Ini adalah jenis kusta yang lebih parah. Penyakit ini menyebabkan benjolan dan ruam kulit yang meluas, mati rasa, dan kelemahan otot.
Hidung, ginjal, dan organ reproduksi pria juga mungkin terpengaruh. Penyakit ini lebih menular dibanding jenis tuberculoid.
Selanjutnya adalah jenis kusta borderline. Orang yang mengidapnya mempunyai gejala kusta tuberculoid dan leprtomatous.
Diagnosis penyakit ini dilakukan dengan mengambil sedikit sampel dari kulit, melalui tindakan biopsi.
Selain itu mungkin juga diperlukan tes kulit lepromin untuk mengetahui jenis kusta yang dialami.
Tes dilakukan oleh dokter dengan menyuntikkan sejumlah kecil bakteri penyebab kusta yang tidak aktif di bawah kulit lengan.
Pemeriksaan lanjutan dilakukan 3 hari kemudian dan 28 hari selanjutnya untuk melihat apakah ada reaksi. (*)
Baca Juga: Penyakit Kusta Masih Ditemukan pada 1 Anak dan 23 Dewasa di Kota Bitung, Ini Aturan Minum Obatnya
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar