Indeks glikemik adalah indikator yang menentukan seberapa cepat makanan mempengaruhi kenaikan kadar gula darah.
Makanan yang berbahan dasar tepung, seperti roti ataupun pasta, mempunyai indeks glikemik tinggi. Sedangkan nasi atau kentang, indeks glikemiknya hampir sama dan jumlahnya sedang.
"Jadi yang tepung memang lebih gampang (bikin berat badan naik). Belum lagi dalam proses memasaknya juga menggunakan lemak," katanya.
Perubahan pola makan, biasanya juga didukung oleh peningkatan aktivitas fisik.
Namun menurutnya, dalam upaya mengatasi obesitas tak sekadar memperbaiki pola makan dan aktivitas fisik saja.
Pasalnya, ada banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya berkaitan dengan cara kerja otak.
"Otak ini dipengaruhi oleh jaringan lemak, pankreas, usus, gen, dan obat (yang dikonsumsi). Kemampuan mengeksekusi makanan atau tidak, dan olahraga atau tidak itu adalah otak," ujarnya dalam konferensi pers yang diadakan oleh Novo Nordisk.
Usus diketahui mengeluarkan hormon yang mempengaruhi rasa lapar dan kenyang pada tubuh.
Sedangkan pankreas, memastikan insulin bekerja secara efektif atau tidak dan jaringan lemak juga berperan dalam metabolisme tubuh, serta mempengaruhi rasa lapar dan kenyang.
Lingkungan menurut dokter Gaga, juga mempunyai peran yang penting dalam menentukan keberhasilan penurunan berat badan pada orang dengan obesitas.
"Lingkungan harus dimodifikasi juga, supaya kemampuan mengeksekusi jauh lebih mudah," ujarnya. (*)
Baca Juga: Penyebab Kolesterol Tinggi pada Usia Muda, Salah Satunya Obesitas
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar