Misalnya harus bicara dengan volume keras, baru bisa mendengar atau ketika diajak berbicara sering mengatakan, "hah".
Sedangkan pada anak yang sudah lebih besar, umumnya mereka sudah bisa mengeluh kurang mendengar.
Adapun beberapa masalah pendengaran yang cukup sering ditemui pada anak-anak meliputi:
Kotoran telinga yang menutup saluran pendengaran, sehingga terjadi masalah hantaran. Untuk mengatasinya, cukup dengan membersihkannya.
Terdapat beberapa jenis otitis media, salah satunya yang bersifat akut. Umumnya disebabkan oleh infeksi, seperti batuk dan pilek.
"Penyakit di mana gendang telinga terisi oleh cairan atau pecah. Otitis media akut terjadi pada anak, karena sering ingusan saluran pendengaran terganggu oleh jumlah lendir," jelasnya.
"Waktu ada otitis media akut, yang diobati batuk pileknya, ketika sudah clear telinganya normal lagi," sambungnya.
Ada pula otitis media kronik, di mana gendang telinga bocor. Pada kondisi ini, anak masih bisa mendengar, tapi menurun dan untuk mengatasinya perlu dilakukan tambal gendang telinga.
Gendang telinga normal, liang telinga normal, akan tetapi tulang pendengaran kaku atau tidak bergerak sama sekali.
"Suara sampai di gendang telinga, tapi kan harus dialirkan ke tulang pendengaran. Tapi tidak berhasil karena tulangnya kaku, sehingga tidak berhasil masuk ke rumah siput," kata dokter dari RS Pondok Indah Bintaro Jaya ini.
Untuk mengatasi otosklerosis, perlu dilakukan tindakan penggantian tulang pendengaran. (*)
Baca Juga: Gangguan Pendengaran Bisa Terjadi pada Penyandang Diabetes Lansia
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar