GridHEALTH.id - Penyakit asam lambung termasuk masalah kesehatan yang cukup sering terjadi.
Tak jarang dianggap sebagai hal yang sepele. Padahal tanpa pengobatan yang tepat, dapat berujung pada kondisi yang lebih serius. Penyakit ini sempat dialami oleh mendiang Didi Petet, yang berpulang pada 15 Mei 2015 lalu.
Diberitakan Harian Kompas pada (15/5/2015), aktor senior Indonesia ini meninggal dunia di Bambu Apus, Tangerang Selatan.
Putrinya yang bernama Nabila mengatakan, sebelumnya Didi Petet baru kembali dari Expo Milano 2015 di Italia dan juga mengidap penyakit asam lambung.
Belajar dari kisah Didi Petet, penting untuk tidak menganggap remeh penyakit ini dan mencari tahu alasan mengapa kondisinya bisa berujung serius.
Asam lambung adalah penyakit yang menyebabkan cairan isi lambung yang asam mengalir ke kerongkongan.
Kondisi ini terjadi sesekali dan merupakan hal yang wajar. Pada tahap ini, risiko kondisinya menjadi lebih serius pun rendah.
Akan tetapi, asam lambung bisa menjadi parah dan ini sering disebut dengan istilah gastroesophageal reflux disease (GERD).
Ini merupakan sebuah kondisi di mana kejadian refluks asam terjadi lebih sering. Memang bukan kondisi yang mengancam jiwa, tapi dapat berujung ke masalah kesehatan lebih serius.
Penyebabnya menurut Mayo Clinic, saat menelan pita otot melingkar di sekitar bagian bawah kerongkongan (LES) mengendur untuk memudahkan makanan mengalir ke perut. Setelahnya, sfingter akan menutup kembali.
Tapi pada pengidap asam lambung, sfingter tidak rileks sebagaimana mestinya. Sehingga, asam lambung dapat mengalir kembali ke kerongkongan.
Baca Juga: Jangan Lagi Asal Berbaring, Inilah Posisi Tidur yang Tepat untuk Meredakan Asam Lambung Naik
Aliran asam yang terus-menerus, berisiko mengiritasi lapisan esofagus dan membuatnya meradang.
Kondisi yang dapat membuat asam lambung parah, adalah komplikasi yang ditimbulkannya. Beberapa di antaranya sebagai berikut:
Asam lambung dapat merusak lapisan kerongkongan, sehingga menyebabkan luka. Biasanya menimbulkan gejala seperti sensasi terbakar di area dada (heartburn).
Selain itu juga gangguan pencernaan, nyeri saat menelan, mual, dan terdapat darah pada feses.
Jika tidak diobati, lukanya dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius, seperti perforasi esofagus (lubang di kerongkongan) atau tukak berdarah.
GERD yang tidak diobati akan memicu peradangan atau jaringan parut di kerongkongan. Menyebabkan kerongkongan semakin sempit.
Kondisi ini disebut striktur esofagus, yang mengakibatkan seseorang sulit menelan karena terasa nyeri.
Hal ini dapat meningkatkan risiko tersedak. Pada kasus lebih lanjut, bisa menyebabkan malnutrisi dan dehidrasi.
Kerusakan lebih lanjut pada esofagus akibat asam lambung, yang memicu perubahan sel pada lapisannya.
Komplikasi asam lambung ini berkembang pada 10-15% pengidap GERD. Laki-laki berisiko dua kali lebih tinggi dibanding wanita.
Ada sedikit risiko sel kelenjar yang menggantikan sel skuamosa pada lapisan esofagus, berubah menjadi kanker.
Baca Juga: 5 Daftar Bahan Alami untuk Obat Asam Lambung, Minim Efek Samping
Sebenarnya, ada cara yang bisa dilakukan untuk mencegah agar asam lambung tidak berujung pada kondisi yang lebih serius.
Tidak mengosumsi makanan yang berminyak, berlemak, atau pedas karena dapat membuat asam lambung naik.
Cobalah untuk atur waktu makan terakhir, 2-3 jam sebelum tidur. Sehingga, perut punya waktu untuk mencerna makann.
Selain itu juga, biasakan makan dengan porsi yang kecil dan kunyah secara perlahan untuk mencegah asam lambung naik.
Penumpukan lemak, terutama di bagian tengah tubuh, membuat asam lambung lebih mudah terdorong ke kerongkongan. Sehingga, penting untuk menurunkan berat badan.
Kurangi kebiasaan mengonsumsi alkohol ataupun minuman berkafein, karena dapat membuat asam lambung naik.
Begitu juga dengan merokok, kebiasaan ini membuat sfingter lebih sulit tertutup dengan benar ketika sedang tidak makan.
Disarankan untuk segera pergi ke dokter, jika gejala GERD muncul berkali-kali dalam satu minggu. Meksipun gejalanya cenderung ringan.
Tidak efektifnya lagi obat antasida yang dijual bebas, juga menjadi tanda perlu segera memeriksakan diri ke dokter.
Obat tersebut, bertujuan untuk menetralkan isi perut yang asam. Tetapi, tidak mengurangi peradangan di esofagus.
Itulah alasan mengapa asam lambung bisa parah dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencegah komplikasi. (*)
Baca Juga: Asam Lambung Kambuh Saat Banyak Kerjaan? Ternyata Ini Penyebabnya
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar