GridHEALTH.id - Kasus demam berdarah dengue alias DBD, saat ini sedang mengalami kenaikan.
Melansir situs resmi Ditjen P2P Kementerian Kesehatan, per 1 Maret 2024 tercatat ada sekitar 16.000 kasus DBD di 213 Kabupaten/Kota di Indonesia.
Tak hanya kejadiannya yang tinggi, kematian akibat penyakit ini juga terbilang cukup memprihatinkan. Tercatat ada 124 kematian yang disebabkan oleh DBD.
Kasus DBD paling tinggi tercatat terjadi di Tangerang, Bandung Barat, Kota Kendari, Subang, dan Lebak.
Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya kasus demam berdarah, yakni pengaruh musim hujan setelah El nino.
Kemenkes mengingatkan, meskipun penyakit ini dapat disembuhkan, tapi ada komplikasi yang perlu diwaspadai.
Komplikasi akibat DBD adalah Dengue Shock Syndrome (DSS), yang dapat berujung dengan kematian.
Untuk mencegah komplikasi tersebut, penanganan DBD yang cepat dan tepat perlu dilakukan. Ini dapat terjadi dengan mengenali gejala pada tahap awal.
Sudah diketahui secara luasa, demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk pembawa virus.
Saat nyamuk Aedes aegypti menggigit, virus yang dibawanya akan masuk ke dalam darah dan menggandakan dirinya.
Virus ini dapat menghancurkan bagian darah yang membentuk gumpalan dan memberi struktur pada pembuluh darah.
Baca Juga: Segini Rincian Biaya Cek Lab DBD di Puskemas Jakarta, Kasusnya Sedang Meningkat
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar