Perlu diketahui, di dalam sistem pencernaan terdapat mikrobiota yang dapat memengaruhi kesehatan secara menyeluruh.
"Mikrobiota makhluk hidup pertama yang jauh ada sebelum manusia. Diketahui juga mulai dari ratusan ribu tahun, hidup bersama mikrobiota di daerah-daerah spesifik kita," kata dokter Stevent.
Mikrobiota ini saling berinteraksi dan mempengaruhi sistem imun, genetik, hingga sistem saraf seseorang.
Adanya masalah pada tubuh, misalnya stres yang berkelanjutan, akan memengaruhi kesehatan mikrobiota dan menimbulkan masalah kesehatan.
"Otak dan saluran cerna punya interaksi yang sangat luar biasa. Seringkali pada masyarakat modern, axis otak dan saluran cerna terganggu," katanya.
Saat stres berkepanjangan contohnya, membuat seseorang mengalami diare atau sembelit, yang disebut sebagai irritable bowel syndrome.
Asam lambung atau GERD pun juga bisa terjadi, akibat gerakan saluran cerna yang tidak bagus, sehingga asam lambung tidak bisa dibuang dengan benar.
Efek terganggunya mikrobiota di saluran cerna tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik, tapi juga kondisi mental.
"Pada saat tidak berhasil memproses makanan dengan baik, tidak menghasilkan neurotransmitter yang baik, gangguan bakteri di saluran cerna akan menimbulkan depresi dan gangguan anxiety," ujarnya.
Ia menekankan, sudah cukup banyak penelitian yang menunjukkan bahwa salah satu penyebab anxiety disorder dan depresi adalah gangguan mikrobiota.
Jadi, tidak ada makanan khusus yang perlu dikonsumsi saat lebaran. Hanya saja, perhatikan jumlah konsumsi dan keberagam nutrisinya, agar tidak mengganggu mikrobiota saluran cerna yang akan menimbulkan masalah kesehatan. (*)
Baca Juga: Batas Aman Mengonsumsi Kue Kastangel yang Mulai Beredar Jelang Lebaran
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar