GridHEALTH.id - Cuaca panas saat ini melanda Indonesia terutama dalam bulan Mei 2024 ini, sesuai rilis dari MKG.
Cuaca panas tentu mempunyai dampak serius bagi kesehatan.
Suhu tubuh manusia meningkat karena kombinasi panas eksternal dari lingkungan dan panas internal dari proses metabolisme.
Peningkatan panas yang cepat karena paparan kondisi lebih panas dari biasanya dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mengatur suhu dan dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk kram panas, kelelahan panas, heatstroke, dan hipertermia.
Kematian dan rawat inap di Rumah Sakit akibat panas bisa terjadi dengan sangat cepat (sama hari), atau memiliki efek tertunda (beberapa hari kemudian) dan menyebabkan percepatan kematian atau penyakit pada orang yang sudah lemah, terutama pada hari-hari awal gelombang panas.
Perbedaan kecil dari suhu rata-rata musiman terkait dengan peningkatan penyakit dan kematian.
Suhu ekstrim juga dapat memperburuk kondisi kronis, termasuk penyakit kardiovaskular, pernapasan, cerebrovaskular, dan kondisi terkait diabetes.
Panas juga memiliki efek kesehatan tidak langsung yang penting. Kondisi panas dapat mengubah perilaku manusia, penularan penyakit, pelayanan kesehatan, kualitas udara, dan infrastruktur sosial kritis seperti energi, transportasi, dan air.
Menurut laporan WHO, skala dan sifat dampak kesehatan dari panas tergantung pada waktu, intensitas, dan durasi kejadian sehingga ambang batas kondisi berbahaya bisa jadi bervariasi di tiap daerah.
Gelombang panas, atau cuaca panas yang berlangsung beberapa hari, dapat memiliki dampak bahaya pada masyarakat, termasuk peningkatan angka kematian.
Gelombang panas termasuk di antara bencana alam yang paling berbahaya, tetapi jarang mendapat perhatian karena jumlah kematian dan kerusakannya tidak selalu langsung terlihat.
Baca Juga: Cuaca Panas di Indonesia, Waspada Bahaya Cuaca Panas dan Langkah Mencegahnya
Dari data WHO, antara tahun 1998 dan 2017, lebih dari 166.000 orang meninggal karena gelombang panas, termasuk lebih dari 70.000 yang meninggal selama gelombang panas tahun 2003 di Eropa.
Cuaca panas menyebabkan gejala parah, seperti kelelahan panas dan heat stroke – kondisi yang menyebabkan pingsan, serta kulit kering karena tubuh tidak dapat mengendalikan suhu tinggi.
Gejala lainnya termasuk bengkak di tungkai bawah, ruam panas di leher, kram, sakit kepala, irritabilitas, lemah, dan kelemahan.
Panas dapat menyebabkan dehidrasi parah dan menyebabkan trombogenesis (pembekuan darah).
Orang dengan penyakit kronis yang memerlukan obat harian memiliki risiko komplikasi dan kematian yang lebih besar selama gelombang panas, begitu pula dengan orang tua dan anak-anak.
Karena itu, reaksi terhadap panas tergantung pada kemampuan setiap orang untuk beradaptasi dan efek serius dapat muncul secara tiba-tiba.
Baca Juga: Gelombang Panas Terjadi di Asia, Bagaimana Cara Jaga Tubuh Tetap Sehat?
Source | : | WHO |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
Komentar