Diagnosis alergi dapat diberikan setelah melakukan tes alergi, yang dilakukan dengan beberapa cara:
Tenaga medis akan menusuk kulit pasien dengan sejumlah kecil protein yang ditemukan pada alergen umum. Jika memiliki alergi, kemungkinan besar akan mengalami benjolan di lokasi tes pada kulit.
Tes darah IgE spesifik (sIgE), biasa disebut tes radioallergosorbent (RAST) atau tes ImmunoCAP.
Tes tersebut dilakukan untuk mengukur jumlah antibodi penyebab alergi dalam aliran darah, yang dikenal sebagai antibodi immunoglobulin E (IgE).
Sampel darah dikirim ke laboratorium medis, di mana sampel akan diuji untuk mengetahui bukti kepekaan terhadap kemungkinan alergen.
Tes alergi dapat dilakukan di berbagai fasilitas kesehatan, termasuk klinik terdekat dengan rumah. Biaya untuk melakukan pemeriksaan ini bervariasi, tergantung klinik yang menjadi tempat pemeriksaan.
Namun, umumnya biaya yang dibutuhkan untuk melakukan tes alergi di klinik mulai dari Rp200.000 hingga Rp2.000.000.
Selain menyiapkan biaya, persiapan diri juga diperlukan sebelum menjalani tes ini.
Hal yang perlu dilakukan adalah berkonsultasi dengan dokter. Di mana pada tahap ini, dokter akan memberikan beberapa pertanyaan terkait keluhan, gaya hidup, aktivitas sehari-hari, hingga riwayat kesehatan.
Pemeriksaan fisik biasanya juga akan dilakukan sebelum memulai tes alergi. Apabila sedang mengonsumsi obat-obatan untuk kondisi tertentu, dokter menyarankan untuk menghentikannya terlebih dahulu.
Terutama untuk obat anthistamin, obat maag, obat asma, dan obat antidepresan trisiklik. Obat-obat tersebut dihentikan selama 10 hari. (*)
Baca Juga: Rincian Biaya Ganti Kacamata yang Dicover Sesuai Kelas BPJS Kesehatan
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar