“Vaksin yang diberikan itu kan antigen (mikroorganisme). Artinya, komponen virus yang diinaktivasi atau dilemahkan. Jadi, yang akan terbentuk adalah antibodi.
Kalau detoksifikasi ini soal toksin, racun,” jelas Prof. Hinky dikutip dari rilis Kemenkes RI.
Prof. Hinky menjelaskan bahwa detoksifikasi berkaitan dengan upaya membersihkan atau menetralkan zat racun dari tubuh, sementara vaksin berfungsi untuk memicu pembentukan antibodi.
Misalnya, soda kue digunakan untuk menetralisir asam, sementara boraks dapat bersifat karsinogenik dan berbahaya bagi kesehatan.
Cuci darah, yang biasanya digunakan untuk menetralisir toksin, tidak relevan dengan vaksinasi, karena vaksin tidak mengandung racun melainkan komponen virus yang dilemahkan untuk membentuk antibodi.
“Cuci darah itu menetralisir toksin-toksin, sedangkan vaksin disuntikkan akan membentuk antibodi, bukan toksin. Maka, yang namanya cuci darah bukan buat mengeluarkan antibodi, melainkan mengeluarkan zat racun. Kalau sifatnya bukan racun, ya, tidak akan keluar, karena bermanfaat bagi tubuh,” lanjut Prof. Hinky.
Baca Juga: Ancaman Kesehatan dari Perubahan Iklim Jadi Fokus WHO di Program Kerja 2025-2028
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
Komentar