Selama fenomena bediding, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan memantau informasi dari BMKG.
Lindungi diri dari suhu dingin dengan menggunakan pakaian hangat, selimut, atau penghangat ruangan jika diperlukan, terutama pada malam hari ketika suhu turun drastis.
Jaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan bergizi dan minuman hangat. Hindari paparan udara dingin secara berlebihan dan lindungi tanaman, terutama bagi petani, dari suhu rendah.
Perhatikan kondisi jalan karena embun beku dapat menyebabkan jalan licin pada malam hari.
Terkait fenomena suhu dingin, Epidemiolog dan ahli kesehatan global Dicky Budiman pun mengingatkan akan risiko gangguan kesehatan yang bisa ditimbulkan, khususnya pada saluran pernapasan.
"Dampak kesehatannya bisa mencakup peningkatan risiko gangguan pernapasan seperti batuk dan pilek. Terutama pada anak-anak dan orang lanjut usia," ungkapnya pada Tribunnews, Selasa (4/7/2024).
Ia mengatakan ada beberapa penyakit yang kemungkinan bisa muncul dari suhu dingin ini.
Di antaranya seperti adalah influenza, bronkitis, atau bahkan exacerbasi penyakit paru kronis, seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Oleh karena itu, ia pun mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan.
Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk untuk menjaga kehangatan tubuh.
"Penting untuk menjaga kehangatan tubuh dengan pakaian yang sesuai, serta menghindari perubahan suhu yang drastis untuk mencegah risiko tersebut," tutupnya.
Baca Juga: Manfaat dan Bahaya Suhu AC yang Terlalu Dingin Bagi Kesehatan
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul “Fenomena Suhu Dingin di Jawa, Epidemiolog Peringatkan Risiko Gangguan Pernapasan”.
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar