Maltodextrin telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit radang usus, seperti penyakit Crohn.
Ini karena maltodextrin dapat mempengaruhi lapisan usus dan meningkatkan peradangan, yang merupakan faktor utama dalam penyakit-penyakit ini.
Maltodextrin sering ditemukan dalam makanan olahan yang tinggi kalori tetapi rendah nutrisi.
Konsumsi makanan ini secara berlebihan dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas, yang merupakan faktor risiko utama untuk berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan kanker.
Meskipun jarang, beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap maltodextrin, terutama jika berasal dari sumber tertentu seperti gandum.
Gejala alergi dapat berupa ruam, gatal-gatal, dan gangguan pernapasan.
Proses produksi maltodextrin sering kali melibatkan bahan kimia seperti asam klorida.
Meskipun residu bahan kimia biasanya berada dalam batas aman, ada kekhawatiran tentang potensi toksisitas jangka panjang dari paparan bahan kimia ini, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar.
Meskipun maltodextrin banyak digunakan dalam industri makanan karena sifatnya yang menguntungkan, penting bagi konsumen untuk menyadari potensi bahaya yang terkait dengan konsumsi zat ini.
Mengonsumsi makanan alami dan tidak olahan serta membaca label makanan dengan cermat dapat membantu mengurangi paparan terhadap maltodextrin dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Baca Juga: Cara Menggunakan Pati Garut untuk Asam Lambung, Konsumsi Begini untuk Rasakan Khasiatnya
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Komentar