GridHealth.id - Keputihan adalah kondisi normal yang dialami oleh sebagian besar wanita sebagai cara alami tubuh membersihkan dan melindungi organ reproduksi.
Namun, jika keputihan berbau tidak sedap, berubah warna, atau disertai gejala lain seperti gatal atau nyeri, hal ini bisa menjadi tanda adanya infeksi atau masalah kesehatan serius.
Salah satu penyebab utama keputihan berbau adalah bakteri vaginosis (BV).
Infeksi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri di dalam vagina, di mana jumlah bakteri jahat lebih dominan daripada bakteri baik.
Ciri-ciri keputihan yang disebabkan oleh BV biasanya berwarna putih atau abu-abu dan berbau amis, terutama setelah berhubungan seksual.
Bahaya: Jika tidak ditangani, BV dapat meningkatkan risiko infeksi menular seksual (IMS) dan komplikasi saat kehamilan seperti kelahiran prematur.
Keputihan berwarna putih, kental, dan berbau tidak sedap juga bisa disebabkan oleh infeksi jamur.
Infeksi jamur ini biasanya disertai dengan rasa gatal intens di area kewanitaan dan pembengkakan di sekitar vagina.
Bahaya: Jika tidak diobati, infeksi jamur dapat menyebabkan iritasi yang parah, luka di sekitar vagina, serta meningkatkan risiko terkena IMS.
Keputihan berbau busuk juga bisa menjadi tanda infeksi menular seksual seperti trikomoniasis atau gonore.
Infeksi ini biasanya disertai dengan keputihan berwarna hijau atau kuning, nyeri saat buang air kecil, dan rasa gatal atau terbakar di sekitar vagina.
Baca Juga: 4 Resep Jamu Tradisional untuk Keputihan, Solusi Praktis Hilangkan Bau dan Gatal di Miss V
Bahaya: Infeksi menular seksual yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi serius seperti penyakit radang panggul (PID), kemandulan, dan masalah kesehatan reproduksi lainnya.
Meskipun jarang, keputihan yang berbau busuk dan disertai dengan darah atau perubahan warna bisa menjadi tanda kanker serviks.
Kanker ini biasanya tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, sehingga keputihan yang tidak normal bisa menjadi salah satu tanda penting.
Bahaya: Kanker serviks yang tidak terdeteksi dan diobati pada tahap awal bisa menyebar ke organ lain dan mengancam jiwa.
Cuci area kewanitaan dengan air hangat tanpa menggunakan sabun yang mengandung pewangi atau bahan kimia keras.
Gunakan pakaian dalam berbahan katun yang mudah menyerap keringat dan tidak ketat untuk menjaga area kewanitaan tetap kering.
Probiotik seperti yogurt yang mengandung bakteri baik (Lactobacillus) dapat membantu mengembalikan keseimbangan bakteri di vagina dan mencegah infeksi.
Douching atau membersihkan vagina dengan semprotan air atau produk tertentu dapat mengganggu keseimbangan alami bakteri baik di vagina, yang justru meningkatkan risiko infeksi dan keputihan berbau.
Jika keputihan berbau tidak sedap tidak hilang setelah beberapa hari, segera konsultasikan dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan memberikan pengobatan yang sesuai, seperti antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri atau antijamur untuk infeksi jamur.
Gunakan kondom saat berhubungan seksual untuk mencegah infeksi menular seksual dan pastikan untuk menjaga kebersihan setelah berhubungan.
Makanan yang kaya vitamin C dan zat besi dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh lebih mudah melawan infeksi yang menyebabkan keputihan berbau.
Baca Juga: Keputihan Setiap Hari Apakah Normal? Periksakan ke Dokter Jika Alami Kondisi Ini
Keputihan berbau tidak sedap bukanlah kondisi yang normal dan bisa menjadi tanda masalah kesehatan serius.
Jika mengalami gejala ini, sangat penting untuk segera melakukan langkah penanganan yang tepat dan berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang sesuai.
Dengan menjaga kebersihan, mengonsumsi makanan sehat, dan menghindari faktor risiko, keputihan berbau dapat dicegah dan kesehatan organ reproduksi tetap terjaga.
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Komentar