Latihan angkat beban berat dapat meningkatkan tekanan di perut dan panggul, yang bisa berdampak buruk pada rahim dan organ reproduksi lainnya.
Jika ingin melakukan latihan kekuatan, pilih beban yang ringan hingga sedang, dan hindari tekanan berlebihan pada tubuh.
Olahraga ekstrem seperti panjat tebing, selancar, ski, dan skydiving berisiko tinggi dan sebaiknya dihindari selama program hamil.
Selain risiko cedera fisik yang serius, olahraga ini juga memerlukan konsentrasi tinggi dan kondisi fisik yang optimal. Risiko jatuh atau tekanan mendadak pada tubuh dapat memengaruhi kesehatan reproduksi dan berpotensi menghambat kehamilan.
Yoga biasanya dianggap aman dan bermanfaat bagi kesehatan, tetapi tidak semua gerakan yoga dianjurkan selama program hamil.
Yoga inversi yang melibatkan posisi tubuh terbalik, seperti headstand atau shoulderstand, dapat meningkatkan tekanan di area panggul.
Selain itu, Bikram yoga atau yoga panas yang dilakukan dalam suhu tinggi juga harus dihindari karena dapat meningkatkan suhu tubuh secara drastis.
Peningkatan suhu tubuh yang berlebihan dapat mengganggu ovulasi dan mengurangi kualitas sel telur.
Meskipun olahraga penting untuk menjaga kesehatan saat program hamil, memilih jenis olahraga yang tepat sangatlah penting. Hindari olahraga dengan intensitas tinggi, risiko cedera tinggi, dan tekanan fisik yang berlebihan.
Sebaliknya, pilih olahraga ringan hingga sedang seperti berjalan kaki, berenang, atau yoga ringan untuk menjaga tubuh tetap bugar tanpa mengganggu keseimbangan hormon.
Sebelum memulai rutinitas olahraga, konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan untuk memastikan jenis olahraga yang aman selama program hamil. (*)
Baca Juga: Kenapa Kolesterol Tinggi Bikin Kepala Menjadi Pusing? Ini 4 Penyebabnya
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar