“Program tersebut juga bertujuan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk, terutama jentik nyamuk di berbagai tempat yang biasanya menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, dan gerakan satu rumah satu jumantik juga mengandung pesan untuk pencegahan dan pengendalian dengue dimulai dari rumah,” lanjut dr. Yudhi.
Pada 2024, wilayah yang terjangkit DBD memang mengalami perluasan, yaitu mencapai 482 kabupaten/kota.
Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, terjadi pemendekan siklus tahunan penyakit ini, dari 10 tahun menjadi tiga tahun atau bahkan kurang.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) dr. Ina Agustina mengatakan, tren DBD selama empat tahun terakhir, Incidence Rate (IR) DBD mengalami peningkatan, sedangkan Case Fatality Rate (CFR) atau tingkat kematian akibat dengue mengalami penurunan.
“Untuk kasus DBD memang cenderung mengalami peningkatan namun untuk angka kematian dibandingkan jumlah kasusnya ini cenderung menurun,” kata dr. Ina Agustina Isturini dalam temu media tersebut.
dr. Ina melanjutkan, Kemenkes telah mengeluarkan strategi nasional penanggulangan dengue tahun 2021 hingga tahun 2025 dengan enam strategi.
Pertama, penguatan manajemen vektor yang efektif, aman, dan berkesinambungan.
Kedua, peningkatan akses dan mutu tatalaksana dengue.
Ketiga, penguatan surveilans dengue yang komprehensif serta manajemen KLB yang responsif.
Keempat, peningkatan pelibatan masyarakat yang berkesinambungan.
Kelima, penguatan komitmen pemerintah, kebijakan manajemen program, dan kemitraan.
Baca Juga: Jangan Lagi Dianggap Sama, Kenali Perbedaan Gigitan Nyamuk DBD dan Nyamuk Biasa
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar