GridHEALTH.id – Visi Indonesia Emas 2045 merupakan cita-cita besar yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia.
Pada tahun 2045, Indonesia diharapkan menjadi negara maju dengan kualitas hidup dan produktivitas masyarakat yang tinggi.
Untuk mencapai visi tersebut, penciptaan masyarakat yang sehat dan bebas dari berbagai penyakit, termasuk pneumonia, menjadi penting dan perlu diperhatikan oleh semua kalangan.
Sebagai bagian dari peringatan Hari Pneumonia Sedunia yang jatuh setiap tanggal 12 November, Pfizer Indonesia berkolaborasi dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mengadakan diskusi publik bertajuk “Bersama Cegah Pneumonia Menuju Indonesia Emas 2045”.
Diskusi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), komunitas HRD, serta komunitas peduli kesehatan ini membahas mengenai pentingnya vaksinasi serta langkah-langkah yang perlu diambil untuk melindungi masyarakat dari ancaman pneumonia, sejalan dengan tema nasional ”Cegah, Lindungi dan Obati Pneumonia”.
Pneumonia merupakan salah satu tantangan utama dalam kesehatan masyarakat di Indonesia.
Pneumonia atau sering disebut sebagai radang paru atau “paru-paru basah” merupakan salah satu penyakit pernapasan yang paling mematikan di dunia.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae biasanya hidup di saluran pernapasan bagian atas dan dapat menyebar melalui percikan air liur atau dahak saat penderita batuk.
Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia atau status kesehatan.
Di Indonesia, pneumonia termasuk dalam 10 penyebab utama kematian, terutama pada kelompok rentan seperti bayi dan anak-anak di bawah 5 tahun.
Data Profil Kesehatan 2022 menyebutkan bahwa pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar pada post-neonatal (29 hari-11 bulan) yaitu sebesar 15,3% dan pada balita kelompok usia 12-59 bulan (12,5%). Selain anak-anak, orang dewasa juga memiliki risiko tinggi terhadap pneumonia.
Baca Juga: Pneumonia Paling Banyak Terjadi di Klinik Kesehatan Haji Indonesia, Ketahui Perawatannya yang Tepat
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar