Skrining genetik sebelum menikah untuk mencegah penyakit langka tidak bisa dilakukan, kecuali memang sudah ada riwayat keluarga akan suatu penyakit langka. Pemeriksaan baru bisa dilakukan apabila sudah ada kasus terlebih dahulu.
Baca Juga : Tips Sehat Anjasmara, 'Sexy Man Alive' di Usia 43 yang Masih Doyan Gorengan
Dokter Damayanti melanjutkan, skrining yang dimaksud adalah newborn screening atau skrining pada bayi baru lahir.
Skrining juga dilakukan untuk mengetahui apabila ada orangtua dari pengidap penyakit langka ingin punya anak kembali, namun takut akan risiko mengalami penyakit yang sama. dr Damayanti menyebutkan ada teknologi baru menggunakan bayi tabung.
Newborn screening sudah dilakukan oleh beberapa negara seperti Jepang atau bahkan Malaysia, dan sayangnya belum dipraktikkan di Indonesia.
"Dipastikan, anaknya punya kelainan apa. Setelah ketemu, nanti bapak-ibunya diperiksa lagi, kalau kebetulan bapak-ibunya tidak ada yang membawa sifat, berarti dia bisa punya anak lagi dengan risiko yang lebih kecil.
Baca Juga : Sebelum Donor Darah Wanita Wajib Konsumsi Suplemen Zat Besi, Ini Alasannya
Tetapi jika ada, kita bisa membuat bayi tabung, dan dilihat mana embrio yang sehat baru nanti itu yang akan dimasukkan ke rahim ibu," jelas Ketua Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik IKA Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusumo ini. (*)