Find Us On Social Media :

Kualitas Tidur Penting Diperhatikan, Tidur Akhir Pekan Tak Cukup Gantikan Kurang Tidur Malam

Tidur lebih lama di akhir pekan tidak dapat memperbaiki kualitas tidur di hari biasa.

GridHEALTH.id -  Banyak orang mengira, tidur di akhir pekan bisa menebus waktu tidur yang berkurang selama seminggu.

Karena anggapan ini, setelah seminggu penuh bekerja, banyak orang lebih senang menghabiskan libur akhir pekan mereka dengan tidur seharian.

Baca Juga : Tidur Nyenyak Tanpa Perlu Obat, 6 Cara Ini Dapat Mengatasi Insomnia!

Apalagi jika sebelumnya pekerjaan menumpuk hingga terpaksa lembur, yang berarti kita mungkin kurang tidur.

Namun menurut sebuat studi terbaru yang terbit di  Journal of Current Biology, hal itu ternyata tidak terbukti benar. Artinya, tidur banyak di akhir pekan tetap tak memengaruhi kualitas tidur.

"Pada akhirnya, kami tidak melihat manfaat apapun pada orang yang tidur di akhir pekan," ungkap Chris Depner, penulis utama penelitian ini dikutip dari BBC, Jumat (01/03/2019).

Maksud dari tidak adanya perbedaan untuk orang yang tidur di akhir pekan adalah pada ukuran pinggang dan kesehatan.

Pasalnya, kurang tidur sering kali membuat orang mengemil di malam hari. Akibatnya, mereka memiliki gula darah yang tak terkontrol dan berat badan bertambah jika dibandingkan dengan orang yang tidur selama 8 jam.

Baca Juga : Studi: Flu di Saat Hamil Munculkan Risiko Anak Menderita Skizofrenia

Para peneliti menemukan, kontrol gula darah orang yang diberi waktu tidur tambahan di akhir pekan justru memburuk dibandingkan mereka yang hanya tidur lima jam setiap malam.

"Inti dari penelitian ini adalah bahwa bahkan jika kita tidur lebih lama di akhir pekan, jika kita terus tidur dengan buruk, kita masih akan makan terlalu banyak, dan kitaakan tetap bertambah berat badan," kata Dr Vsevolod Polotsky, direktur penelitian tidur di John Hopkins University dilansir dari CNN, Kamis (28/02/2019).

Baca Juga : Pantas Disiplin, Ternyata Anak-anak Jepang Tak Boleh Masuk Sekolah Kalau Belum Kuasai Hal Ini

Peneliti dari University of Colorado menyebut bahwa defisit tidur selama seminggu kini makin umum.

Terlebih jika orang berusaha menyeimbangkan tekanan pekerjaan atau sekolah dengan kehidupan sosial dan keluarga.

Padahal, kualitas tidur memainkan peran penting dalam mengatur metabolisme tubuh, mulai pencernaan hingga stres.

Tak heran jika kurang tidur dalam jangka panjang berkaitan dengan risiko diabetes dan penyakit jantung.

"Ketika kita mempertahankan jadwal tidur pendek yang tidak mencukupi selama satu minggu kerja atau sekolah, ini menyebabkan orang makan lebih banyak dari yang mereka butuhkan - ini mengarah pada kenaikan berat badan," kata Profesor Ken Wright, salah satu penulis penelitian dikutip dari The Independent, Jumat (01/03/2019).

"Ketika mereka makan lebih banyak, mereka cenderung makan makanan ringan setelah makan malam, semuanya ini menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk mengatur kadar gula darah," sambungnya.

Baca Juga : Mitos dan Fakta Tentang Obat Pengencer Darah yang Perlu Dipahami

Hasil itu didapatkan setelah para peneliti melakukan uji coba terhadap 36 orang dewasa sehat di bawah usia 40 tahun.

Mereka berada di laboratorium selama dua minggu dengan asupan makanan, paparan cahaya, dan tidur diamati.

Baca Juga : Atasi Tulang Lemah Dengan Kalsium dan Vitamin D

Para peserta dibagi dalam 3 kelompok. Pertama, orang yang tidak diizinkan tidur lebih dari lima jam per malam selama 9 malam.

Kedua, tidur selama lima jam per malam selama 5 malam dengan tambahan waktu tidur di akhir pekan.

Ketiga, kelompok kontrol yang harus tidur selama 9 jam selama 9 malam. Di akhir masa penelitian, peserta yang termasuk kelompok pertama dan kedua mengalami kenaikan berat badan 1 kg.

Tak hanya itu, mereka juga menjadi kuranh sensitif terhadap insulin. Hal ini menunjukkan bahwa orang yang tidur selama akhir pekan tidak memperbaiki ketidakmampuan tubuh mereka dalam mengatur gula darah.

"Meskipun orang tidur (di akhir pekan) sebanyak yang mereka bisa, itu tidak cukup. Kualitas tidur tetap terganggu," ujar Kenneth Wright Jr, salah satu peneliti yang terlibat.

"Segera setelah mereka kembali ke jadwal tidur pendek di hari Senin, kemampuan tubuh mereka untuk mengatur gula darah terganggu," tegasnya.

Baca Juga : Hari Penyakit Langka Sedunia: Terkait Genetik, Ini Perlunya Skrining Sebelum Menikah

Dengan kata lain, punya waktu tidur yang cukup setiap malam adalah hal yang sangat penting. (*)