GridHEALTH.id - Baru saja debat calon wakil presiden (Cawapres) 2019 diselenggarakan pada Minggu (17/3/2019) malam, namun ada yang menarik perhatian masyarakat.
Pasalnya tema yang dibahas dalam debat Cawapres 2019 memiliki sangkutannya terhadap masalah generasi penerus bangsa, yaitu stunting.
Baca Juga : Tinggi Anak Terhambat? Kenali Sejak Dini Stunting pada Balita
Stunting adalah keadaan di mana tinggi badan anak terlambat dan tidak sesuai standar tinggi badan anak di kelompok usianya.
Di Indonesia, angka prevalensi stunting pada balita mencapai 37% dan penyebarannya hampir terjadi di seluruh provinsi.
Diperkirakan pada tahun 2025, angka stunting balita di seluruh dunia akan meningkat jika tidak ada upaya pencegahan.
Baca Juga : Benarkah Urine Berdarah Tanda Awal Batu Ginjal? Ini Penjelasannya
Menurut penuturan dr. Windhi Kresnawati, Sp.A yang ditemui oleh GridHEALTH.id pada Minggu (10/3/2019) menyebutkan faktor-faktor yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan yang optimal:
- Lingkungan fisik dan mental yang sehat (pola asuh, pola makan, sanitasi, dan akses air bersih).
- Nutrisi yang cukup.
- Kondisi fisik yang memungkinkan (tidak cacat fisik).
- Genetik normal (tidak ada kelainan genetik).
"Satu saja dari keempat faktor ini mengalami gangguan, gagal tumbuh dapat terjadi," ujar dr. Windhi.
Adapun penyebab stunting tersebut disebabkan oleh 2 faktor, yaitu non-organik, dan organik.
Faktor non-organik
Masalah non-organik mencakup faktor psikososial dan nutrisi, berbagai masalah psikosopsial yang melatarbelakangi antara lain:
- Berasal dari keluarga miskin.
- Kehamilan yang tidak direncanakan (contoh: gagal KB, kehamilan diluar nikah).
- Jarak dengan saudara kandung kurang dari 18 bulan.
- Berasal dari ibu yang terlalu muda, lahir tanpa ayah (single-mother), atau ibu mengalami depresi.
Baca Juga : Bayi Perlu Suplemen Vitamin untuk Tumbuh Kembang dan Kesehatannya
- Komplikasi saat kehamilan (namun ini sangat jarang).
- Tidak adanya ikatan kasih sayang yang kuat antara ibu dan anak.
- Anak diberi makan susu formula yang tidak disiapkan dengan baik (kebersihan botolnya, jumlah susu, frekuensi pemberian tidak diperhatikan).
- Anak sering mengalami infeksi-infeksi ringan.
- Anak mengalami kekerasan dalam rumah.
Penatalaksanaan yang berkaitan dengan sosial ekonomi ini sangat rumit dan memerlukan campur tangan pihak ketiga seperti tempat penitipan anak, rumah sakit dan lembaga sosial lainnya.
Perbaikan pertumbuhan yang signifikan terjadi saat anak diberikan pengasuhan dan nutrisi yang baik.
Baca Juga : Ini 5 Makanan Pencegah Kanker Prostat, Kanker Paling Ditakuti Pria
Faktor organik
Adapun penyebab lain dari stunting adalah kesulitan makan yang dikarenakan oleh:
- Cacat bawaan seperti bibir sumbing, micrognatia (rahang kecil).
- Sesak napas seperti pada penyakit jantung bawaan, gagal jantung, asma, cystic fibrosis (penyumbatan saluran pernapasan akibat adanya lendir-lendir di dalam tubuh menjadi kental dan lengket) yang tidak teratasi dengan baik.
- Kelainan saraf seperti cerebral palsy, kelainan koordinasi kerongkongan (pharyngeal incoordination), kerusakan otak saat kelahiran.
- Kelainan saluran cerna seperti : stenosis pylorus (penyempitan ujung lambung), GERD (penyakit refluks), kelainan struktur esophagus, sumbatan saluan cerna.
- Kelainan ginjal seperti gagal ginjal, infeksi saluran kemih.
- Pengeluaran yang berlebihan:
- Muntah misalnya pada keracunan logam berat dalam waktu lama
- Buang air besar seperti diare kronik, steatorea (tinja berlemak).
- Pengeluaran melalui urin seperti pada diabetes mellitus, gagal ginjal kronik, defek tubular ginjal.
- Kegagalan pembangunan dalam tubuh, seperti infeksi kronik seperti pada TBC dan HIV, kelainan metabolisme, kelainan hormon, kelainan bawaan.(*)