GridHEALTH.id - Tidak hanya menjadi perhatian masyarakat Korea Selatan saja, kasus kelab malam Burning Sun yang menyeret nama idola K-Pop Seungri 'BIGBANG' pun menjadi pembahasan publik dunia.
Burning Sun merupakan sebuah kelab malam yang berlokasi di kawasan elit Gangnam dan baru berdiri satu tahun yang lalu, tepatnya pada 23 Februari 2018.
Berdasarkan penuturan seseorang yang bekerja di Burning Sun, sebenarnya Seungri bukanlah pemilik dari kelab malam tersebut, idol tersebut hanya ikut 'mengoperasikannya'.
"Memang benar Seungri mengoperasikan Burning Sun tetapi dia sebenarnya bukan pemiliknya. Saat bekerja di interior untuk kelab, pemilik mendengar bahwa Seungri mencari lokasi untuk menjalankan kelab sehingga ditawarkan untuk bekerja sama dengan Seungri," tutur seorang sumber yang dilansir dari Allkpop.com.
Baca Juga : Penting! Ternyata Mineral Ini Paling Berpengaruh Untuk Tubuh
Menurut kabar, Seungri merupakan Direktur Eksekutif Promosi Burning Sun.
Banyak hal skandal di dalam kelab malam tersebut, mulai dari pemerkosaan hingga obat-obatan terlarang.
Salah satu pekerja Burning Sun yang berasal dari China bernama Anna diduga sebagai pemasok obat-obatan terlarang untuk para pelanggan VIP di kelab malam tersebut.
Dalam pemeriksaan yang dilansir dari Soompi.com, Anna memang positif mengonsumsi berbagai jenis obat-obatan terlarang, seperti metamfetamin, ekstasi, opium, ganja, dan ketamin.
Anna mengaku dirinya mengonsumsi narkoba, namun membantah dituduh sebagai pemasoknya.
Tetapi seorang pria kenalan Anna di Burning Sun yang tidak disebutkan identitasnya mengungkapkan, "Anna sesekali membawa paket obat-obatan. Saya bertanya, 'Bagaimana kau membawa mereka (pelanggan dari China)?' Dia bilang dia minta mereka diangkut dengan perahu."
"Kau tahu kasus Tupperware itu? Dia datang membawa dua wadah yang terisi penuh obat-obatan. Anna mengatakan kepada saya bahwa dia telah membawa (obat-obatan ke Korea) dengan (klien) VIP Tiongkok dan bahkan mengatakan kepada saya untuk mencobanya. Itu bubuk putih," sambungnya.
Wanita lain yang dikenal sebagai klien VIP di Burning Sun juga berkomentar, “Anna biasanya membawa (obat-obatan) di sakunya atau dompetnya. Dia pernah menawari saya beberapa jenis pil dan menyarankan agar saya meminumnya.”
Baca Juga : Bawang Merah Obat Herbal Andalan Kala Masuk Angin, Juga Untuk Atasi 6 Penyakit Berikut
Berdasarkan informasi, salah satu narkoba yang dipasok adalah gamma-hydroxybutyrate (GHB), obat yang digunakan pelanggan VIP lelaki agar bisa memerkosa pelanggan wanita.
Youtuber asal Korea, Han Sol Jang dalam kanal Youtube-nya 'Korea Reomit' mengatakan efek dari GHB ini membuat gairah seksual korban wanita Burning Sun meningkat.
Di sisi lain, mereka juga tidak akan mengingat apa yang telah terjadi padanya untuk waktu-waktu tertentu.
"Banyak cewek-cewek yang memberi kesaksian seperti ini, 'saya pergi ke kelab Burning Sun dan saya mendapat minum dari cowok. Tapi setelah meminum-minuman ini ingatan saya benar-benar tidak ada, untuk waktu tertentu'. Jadi kayak ingatannya digunting, katanya," ujar Youtuber yang telah menghimpun infromasi dari berbagai sumber.
"Dan ketika cewek-cewek ini merasa ngeri, 'kok aku menjadi seperti ini?' dan bilang ke polisi, 'kayaknya aku diberi minum obat terlarang, tolong diperiksa'. Ketika diperiksa, hasilnya negatif semua. Alias tidak terdeteksi adanya obat dalam tubuh mereka," tambahnya.
Dalam laman Alcohol.org, GHB umumnya berbentuk cair bening atau bubuk putih yang bisa dilarutkan dalam cairan.
Sayangnya, obat ini sering disalahgunakan oleh orang dewasa muda dan remaja untuk memerkosa, inilah alasan GHB disebut sebagai 'date rape'.
Baca Juga : Makanan Seafood Tak Boleh Dikonsumsi Keluarga Kerajaan Inggris, Tapi Tidak Semua Jenis Seafood
Drug Enforcement Administration (DEA) melaporkan jika obat ini dicampur dengan alkohol akan sangat berbahaya karena dapat memperlambat beberapa fungsi vital yang menopang hidupnya sistem saraf pusat dan keduanya dapat memengaruhi dalam perubahan pikiran secara signifikan.
Alkohol dan GHB bekerja pada bagian otak yang membantu mengontrol gerakan dan koordinasi, memori dan kemampuan pengambilan keputusan, dan pengaturan suasana hati.
Tingkat neurotransmiter, seperti dopamin dan asam gamma-aminobutyric (GABA), akan meningkat dengan adanya zat-zat ini.
Kadar dopamin yang tinggi di otak bisa menyebabkan pengguna merasa senang dan mabuk, sementara kadar GABA yang tinggi berfungsi untuk menekan reaksi "melawan atau lari" dan memperlambat fungsi sistem saraf pusat.
Ketika GHB dan alkohol dicampur, semua efek samping ini meningkat, dan seseorang dapat menjadi mabuk lebih cepat dan lebih rentan terhadap konsekuensi negatif.
Journal of Clinical Psychopharmacology melaporkan, campuran dari dua depresan ini juga dapat menyebabkan sedasi dan amnesia (kehilangan ingatan) sekaligus juga mengakibatkan overdosis yang berpotensi mengancam jiwa.
Uniknya, obat ini akan cepat dimetabolisme dan bahkan dinilai tidak akan terdeteksi di dalam urin atau darah dalam waktu 12 jam setelah pemakaian, dalam laporan NCBI.
Terlebih, menurut Oxford Treatmen Center, alkohol bisa meningkatkan seberapa cepat obat tersebut dimetabolisme keluar dari tubuh.
Sehingga dalam waktu 30 menit hingga 1,5 jam, GHB dapat sepenuhnya dihilangkan dari tubuh jika dicampur dengan alkohol.
GHB dapat memiliki potensi kecanduan jika digunakan berulang kali.(*)
Baca Juga : Tergores Kulit Udang, Wanita Ini Alami Infeksi Parah dan Akhirnya Meninggal