Find Us On Social Media :

Pendidikan Dasar di Jepang Pentingkan Jam Istirahat di Sekolah, Ini Dampaknya Buat Kesehatan Anak

Jepang memberlakukan jam istirahat setiap 60 menit yang manfaatnya sangat dirasakan murid.

GridHEALTH.id - Setiap siswa yang bersekolah, mendapat hak jam istirahat di sekolah yang dalam bahasa Inggris disebut dengan school recess atau school break.

Baca Juga : Pantas Disiplin, Ternyata Anak-anak Jepang Tak Boleh Masuk Sekolah Kalau Belum Kuasai Hal Ini

Ini merupakan istilah umum untuk menyebut periode waktu tertentu di mana para siswa berhenti sejenak dari tugas-tugasnya.

Pengadaan jam istirahat seperti ini dicetuskan pertama kali oleh Amos Bronson Alcott, seorang pendidik berkebangsaan Amerika kelahiran tahun 1799, yang menginginkan para muridnya memiliki waktu untuk permainan fisik yang aktif dan waktu untuk mengobrol.

Di samping membuat siswa rileks dari jam belajar, sebenarnya ada juga banyak pelajaran hidup yang dipelajari di tempat bermain saat jam istirahat di sekolah

Dalam sebuah pernyataan, The American Academy of Pediatrics mengatakan, “Jam istirahat merupakan hal penting karena memberi waktu untuk beristirahat, bermain, berimajinasi. berpikir, bergerak dan bersosialisasi. 

Poin yang lebih penting, AAP mengatakan, siswa lebih perhatian dan lebih baik kognitifnya setelah reses.”

Asal tahu saja, di Jepang, banyak sekolah mengharuskan siswanya untuk mengambil istirahat setelah setiap 60 menit pelajaran.

Dalam peringkat “Learning Curve” pendidikan global tahun ini, Jepang adalah yang kedua. Mungkin jam stirahat di sekolah bukan satu-satunya rahasia sukses Jepang, tapi bukannya tidak masuk akal untuk menyarankan bahwa “istirahat yang sering” layak mendapat tempat penting.

Baca Juga : Dibalik Alasan Mengapa 5 Masakan Ini Tak Boleh Dipanaskan Kembali

Jam istirahat merupakan bagian penting dalam keberhasilan pendidikan anak di sekolah. Waktu istirahat yang cukup akan membantu mereka lebih sukses saat mereka kembali ke dalam kelas.

Namun banyak sekolah yang memotong jam istirahat di sekolah atau tidak memberikan waktu istirahat yang berkualitas.

Para peneliti Stanford University memperingatkan, hal itu memiliki konsekuensi negatif yang tidak diinginkan.

Baca Juga : Tata Cara Pemeriksaan Glukosa Darah, Penting Untuk Penderita Diabetes

"Waktu istirahat biasanya tidak dianggap sebagai bagian dari iklim sekolah, dan sering dipendekkan. Tapi penelitian kami menunjukkan bahwa jam istirahat di sekolah dapat berperan penting untuk iklim sekolah yang positif di sekolah dasar berpenghasilan rendah," papar rekan penulis studi ini sekaligus direktur pendiri Stanford John W. Gardner Center, Milbrey McLaughlin.

Penelitian menunjukkan, apabila direncanakan dengan baik, jam stirahat di sekolah dapat meningkatkan kehadiran serta prestasi akademik. Hal ini juga dapat membantu anak-anak berteman dan belajar cara mengatasi konflik.

Selain itu mereka bisa mendapatkan pandangan yang lebih positif tentang belajar, terutama bagi mereka yang berada di sekolah berpenghasilan rendah. Waktu istirahat berkualitas tinggi pun dapat mengekang intimidasi di antara siswa sehingga kejadian bully di sekolah hampir tidak ada.

Untuk menguji dampak jam istirahat di sekolah pada siswa, para peneliti menganalisis informasi tentang sekolah dasar yang telah melaksanakan program berbasis waktu istirahat dari organisasi non-profit yang dirancang untuk menciptakan lingkungan yang aman, sehat, dan inklusif.

Baca Juga : Studi: Minum Air Putih Bisa Jadi Obat, Begini Cara Mengonsumsinya

Pelatih dikirim ke sekolah-sekolah ini untuk meningkatkan kualitas waktu istirahat anak, membangun permainan terorganisasi dengan aturan, menawarkan alat resolusi konflik, mendorong bahasa positif, dan memastikan tidak ada siswa yang ditinggalkan. Semua sekolah memiliki dua periode waktu istirahat harian.

Pelatih, guru, dan kepala sekolah dari masing-masing sekolah diwawancarai. Para peneliti juga membuat kelompok siswa dan mengamati periode istirahat.

Yang jelas para peneliti telah melihat, manfaat kesehatan dari jam istirahat  di sekolah adalah penurunan kemungkinan depresi, membantu anak tidur nyenyak di malam hari, penguatan tulang dan otot, membantu menjaga berat badan yang sehat serta menikmati kemampuan untuk bergerak dengan mudah.

Baca Juga : Hari Kesehatan Sedunia, Momentum Untuk Menjalani Gaya Hidup Sehat

Kegiatan istirahat fisik seperti waktu reses telah terbukti mengurangi rasa gelisah, meningkatkan kemampuan anak untuk fokus, dan memerangi depresi serta kecemasan.

Mungkin sekarang ayah dan ibu bisa setuju, jam istirahat di sekolah memang lebih dari sekadar “waktu bermain anak”. (*)