Find Us On Social Media :

Hati-hati Tinggal di DKI Jakarta, Risikonya Tinggi Terkena Diabetes dan Obesitas

Warga Jakarta lebih rentan mengidap penyakit diabetes, apa sebabnya?

Diabetes melitus merupakan beban yang besar bagi Indonesia karena dikaitkan dengan timbulnya berbagai komplikasi seperti jantung, gagal ginjal, kebutaan, amputasi, dan stroke.

Penyakit ini juga dikaitkan dengan beban pembiayaan kesehatan yang tinggi.

Penelitian Dicky pada 2013 menunjukkan angka diabetes melitus lebih tinggi di daerah perkotaan dibandingkan dari daerah pedesaan.

Baca Juga : Mana yang Lebih Baik, Sayuran Digoreng atau Ditumis? Begini Jawaban para Peneliti!

Sebagai kelanjutan riset ini pada 2014 dan 2015, ia juga membandingkan 154 laki-laki dengan latar belakang genetik dan usia yang sama antara 18-65 tahun yang tinggal di Nangapanda, Ende (Flores, Nusa Tenggara Timur).

Dari jumlah itu, sebanyak 105 orang tetap di sana (pedesaan) dan 49 orang pindah dan tinggal di Jakarta lebih dari satu tahun.

Hasilnya, laki-laki yang tinggal di daerah perkotaan memiliki resistensi insulin dan rata-rata kadar gula darah yang lebih tinggi daripada orang yang tinggal di pedesaan.

Pada resistensi insulin, insulin (hormon utama untuk menurunkan kadar gula dalam darah) tidak dapat berfungsi optimal sehingga kadar glukosa darah tinggi dan akhirnya menyebabkan diabetes melitus.

Baca Juga : Seorang Ibu di Kaltim Memberikan Pil KB pada Kedua Putri Remajanya, Karena Telah Diperkosa Oleh Ayahnya, Amankah?

"Dari temuan ini saya dapat simpulkan bahwa penduduk perkotaan lebih rentan terkena penyakit diabetes melitus dibanding penduduk pedesaan," jelas Dicky lagi.

Tingginya resistensi insulin pada individu perkotaan ini terkait dengan temuan riset tersebut: bahwa individu perkotaan memiliki rata-rata bobot tubuh yang lebih berat dibanding orang yang tinggal di pedesaan, terutama dalam hal lemak tubuh yang lebih tinggi.