Find Us On Social Media :

Ajudan Iriana Jokowi Semampai dan Cantik, Usia 33 Tahun dan Belum Menikah, Andai Dia Tahu …..

Sandhyca Putrie saat mengenakan hijab mendampingi Iriana Jokowi

GridHEALTH.id – Usai hiruk pikuk Pilpres mencuat kabar segar dan harum dari Istana Negara.

Mau tahu apa kabar segarnya?

Baca Juga: Mendampingi Anak di Hari Pertama Sekolah, Ini Yang Harus Dilakukan Orangtua Agar Anak Tetap Mandiri

Kabar segar nan harum ini merupakan kabar baik bagi para pria single.

Tahu tidak, melansir GridPOP.id, Sandhyca Putrie yang merupakan ajudan Irina Jokowi ternyata masih single!

Sandhyca Putrie berpangkat Kapten dan Berdinas di TNI Angkatan Udara

Baca Juga: Kebanyakan Main Ponsel, Balita Ini Kena Prank Orangtuanya Saat Tidur Hingga Matanya Menghitam

Sudah delapan tahun dirinya berdinas di kesatuan TNI Angkatan Udara.

Nah, dia pun ternyata masih single. Di usianya yang ke-33 tahun, Sandhyca mengaku masih single.

Sandhyca Putrie sendiri yang berterus terang dengan statusnya.

Baca Juga: Dikira Tidur Ternyata Meninggal, Ini Deretan Artis yang Meninggal Saat Syuting, Apa Penyebabnya?

Padahal jika dia tahu tentang kesehatan wanita.

Memang, di usia ini, 33, seorang wanita masih mampu berreproduksi dengan baik. Jadi masih bisa hamil dan melahirkan.

Tapi, melansir dari quora.com, harus diakui di atas usia 30 tahun fisik wanita secara alami akan terus menurun. Begitu juga dalam hal lain, semisal psikis.

Lebih spesifik urmc.rochester.edu menyampaikan mengenai kesehatan wanita di atas usia 30, khususnya untuk risiko kehamilan.

Di Amerika Serikat, tingkat kelahiran untuk wanita berusia 30-an berada pada level tertinggi dalam 4 dekade.

Baca Juga: Alami Gangguan Mental Hingga Harus Direhabilitasi, Ini Akibat Dari Kecanduan Main Game

Ibu yang lebih tua mungkin berisiko lebih tinggi untuk hal-hal seperti; keguguran, cacat lahir, kembar, tekanan darah tinggi saat hamil, mengalami diabetes gestasional, juga proses persalinan yang sulit.

Masih dalam laman yang sama ditulis, beberapa penelitian menunjukkan bahwa meskipun ada risiko lebih tinggi masalah kehamilan pada wanita yang lebih tua, bayi mereka mungkin tidak memiliki lebih banyak masalah daripada bayi wanita yang lebih muda.

Ini lebih mungkin terjadi ketika wanita mendapatkan perawatan sebelum melahirkan dan melahirkan di fasilitas perawatan kesehatan yang siap untuk merawat ibu dan bayi yang berisiko tinggi.

Tak hanya itu, ternyata ada risiko masalah kromosom juga bagi wanita di atas 30 tahun.

Risiko untuk masalah kromosom meningkat sejalan dengan usia ibu. Kemungkinan memiliki anak dengan sindrom Down meningkat dari waktu ke waktu. Risikonya adalah sekitar 1 banding 1.250 untuk wanita yang hamil pada usia 25 tahun.

Baca Juga: Dipuji Makin Cantik Sejak Dinikahi Stefan William, Celine Evangelista: 'Sekarang Gembrot, Dulu Suka Tanning'

Risiko ini meningkat menjadi sekitar 1 banding 100 untuk wanita yang hamil pada usia 40 tahun. Risiko ini mungkin lebih tinggi.

Ini karena banyak statistik hanya melaporkan kelahiran hidup. Mereka tidak mencatat kehamilan dengan masalah kromosom yang berakhir karena keguguran.

Setelah memiliki 1 anak dengan sindrom Down, kemungkinan memiliki bayi lain dengan sindrom Down lebih tinggi.

Setelah usia 40, risiko kekambuhan untuk sindrom Down didasarkan pada usia ibu saat melahirkan.

Sebagian besar bayi dengan sindrom Down dilahirkan untuk wanita di bawah usia 35. Ini karena wanita di bawah usia 35 memiliki lebih banyak bayi daripada wanita di atas 35.

Baca Juga: Sudah Kebiasaan, Jan Ethes Juga Suka Minum Jamu Seperti Orangtuanya

Namun jangan khawatir hal tersebut masih bisa diupayakan yang terbaik.

Maksudnya, jika seorang wanita memang takdirnya baru menikah di atas usia 30, apa mau dikata.

Karenanya para wanita yang menikah dan hamil di atas usia 30 tahun, sebaiknya harus melakukan beberapa tindakan yang terencana dan terprogram dengan baik untuk kesehatannya.

Khususnya pada masa kehamilan dan persalinannya.

Bicarakan dengan dokter tentang kesehatan kita. Diskusikan rencana untuk membantu kita memiliki kehamilan sehat.

Konsultasi dengan spesialis genetik atau konselor genetic langkah yang baiknya ditempuh.

Baca Juga: Dicerai Istri Hingga Minta Bantuan Jokowi, Mantan Vokalis Band Ini Hanya Minum Kopi Untuk Mengurangi Stroke

Sebab ahli genetic dapat menjelaskan hasil tes kromosom secara rinci. Termasuk apa risikonya pada kehamilan lain dan tes apa yang dapat mendiagnosis masalah kromosom sebelum bayi dilahirkan.

Tes prenatal dapat membantu mendiagnosis atau menyingkirkan masalah kromosom dan cacat lahir genetik lainnya. Pengujian dapat meliputi:

* Tes darah

* Ultrasonografi, yang menggunakan gelombang suara untuk melihat organ dan jaringan lain pada bayi

* Chorionic villus sampling (CVS), tes yang dilakukan pada sampel jaringan di sekitar bayi

Baca Juga: Studi: Di Indonesia Hanya 13,2% Lansia yang Tergolong Sehat & Bugar

* Amniosentesis, tes yang dilakukan pada sampel cairan ketuban

* DNA janin bebas sel, yang memeriksa darah ibu untuk masalah kromosom.(*)