Pemeriksaan USG juga bisa menangkap beberapa gejala yang menjadi indikasi penyakit jantung bawaan, seperti janin berukuran cenderung kecil dan bibir sumbing.
Baca Juga: Cara Mengempiskan Perut Buncit Karena Obesitas, Cukup Konsumsi Minuman Ini Sebelum Tidur
Setelah kelahiran, PJB dapat dikenali lewat beberapa gejala seperti berat badan yang sulit naik, napas yang cepat saat tertidur dan anak mudah lelah. Untuk menghindari terjadinya dampak negatif jangka panjang PJB, maka deteksi dini sangat dianjurkan.
Berdasarkan jenisnya, PJB dapat dibagi menjadi dua, yaitu PJB sederhana dan PJB kompleks.
PJB sederhana terjadi jika bayi mengalami 1 lesi (keadaan abnormal) pada jantung. Sedangkan PJB kompleks adalah penyakit jantung dengan lebih dari 1 lesi dan komplikasi lainnya.
Untuk penanganan PJB sederhana setelah deteksi dini penyakit jantung bawaan, beberapa kota besar lainnya seperti Medan, Bandung, dan Makassar sudah memiliki fasilitas untuk menanganinya.
"Namun, penanganan PJB kompleks saat ini hanya dapat dilakukan di dua lokasi, yaitu Jakarta dan Surabaya saja," papar dr. Asik Surya, Kepala Subdirektorat Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Direktorat Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan.
Baca Juga: Studi: Obesitas Dapat Menurunkan Ketajaman Indera Penciuman Seseorang
Penanganan PJB dapat dibagi menjadi dua, yaitu dengan operasi jantung dan intervensi non-bedah melalui kateterisasi jantung.