Sayang tersebut tidak terbukti dan tidak ada bukti ilmiah yang kuat.
Malah, berdasarkan studi terbaru oleh Taylor (2017), ditemukan bayi yang menjalani metode Baby-Lead Weaning memiliki indeks massa tubuh sama dengan bayi yang diberi MPASI secara konvensional.
Studi BLISS (Baby-Led Introduction to SolidS, 2017) mencoba mengurangi risiko tersedak pada metode Baby-Lead Weaning dengan melakukan modifikasi.
Yaitu dengan tetap mengikuti aturan umum pemberian makan, seperti:
Baca Juga : Sex In The Water, Teknik Bercinta Mengasyikan dan Aman Menurut Medis
1. Memastikan faktor kesiapan dan keamanan bagi bayi:
* Posisi bayi harus sudah menegakkan dada, dan selama proses makan dapat mempertahankan posisi tersebut.
* Bayi harus didampingi orang dewasa saat makan.
* Memperkenalkan makanan yang cukup dapat digenggam oleh bayi (biasanya dalam bentuk finger food).
* Pastikan makanan cukup lembut sehingga mudah hancur di dalam mulut.
* Hindari makanan yang berisiko menyebabkan tersedak, yaitu makanan berbentuk koin, seperti kacang, popcorn, buah anggur, dan lainnya.
2. Perkenalkan berbagai macam makanan.
Baca Juga : Heboh Pria Dengan Dua Alat Kelamin Bikin Geger, Ini Penjelasannya
3. Ajak bayi makan bersama dengan anggota keluarga lain.
4. Hindari makanan cepat saji atau mengandung banyak gula dan garam.
Selain itu, studi BLISS juga memperingatkan, jika menjalankan metode Baby-Lead Weaning jangan berharap bayi dapat langsung menyukai makanan yang dicobanya.
Juga bayi dapat segera mengonsumsi makanan dengan menu seimbang. Atau berharap bayi langsung dapat menghabiskan makanannya dengan cepat dan tepat waktu.
Dari sini bisa kita lihat, metode Baby-Lead Weaning belum dapat dibuktikan sebagai metode pemberian MPASI yang aman dan lebih superior, dibandingkan metode pemberian MPASI yang dianjurkan WHO.
Jadi metode ini masih belum dianjurkan untuk diterapkan.(*)