Find Us On Social Media :

Jam Main Kita dan Anak Bukan di Gawai Tapi Di Luar, Sehat Didapat Anak Jadi Cerdas

Permainan tradisional oleh anak-anak di Desa Pasiragung, Kecamatan Hantara, Kabupaten Kuningan, Jawa

Tingginya penggunaan ponsel didukung data dari Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII) 2017 yang menyatakan jumlah pengguna internet mencapai 143 juta atau hampir 55% dari penduduk Indonesia yang berjumlah 262 juta jiwa.

Tingginya penggunaan alat canggih ini lama kelamaan akan berdampak pada kesehatan, terutama rusaknya jaringan saraf tepi atau neuropati.

Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat, Dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), menjelaskan, "Aktivitas dengan gerakan berulang dapat menjadi faktor risiko neuropati, termasuk penggunaan gawai terlalu lama."

Menurutnya, bagian tubuh yang berisiko besar terkena neuropati adalah jari tangan karena bisa mengalami kesemutan, kebas, hingga rasa nyeri.

Selain penggunaan gawai, neuropati juga bisa disebabkan oleh penyakit diabetes.

Penelitian pada anak lebih mencengangkan, melansir The Daily Sabah, Hansa Bhargava, MD, adalah dokter spesialis anak WebMD, mengungkapkan pendapatnya tentang penggunaan gadget pada anak.

Hasil awal dari multi-center study yang didanai oleh National Institute of Health menunjukkan,ada perubahan otak pada anak-anak berusia 9-10 tahun yang memandangi layar gadget selama lebih dari 7 jam sehari.

“Kami tidak tahu pasti apakah efek struktural ini negatif tetapi, sayangnya, ada penelitian lain yang sudah mengarah ke potensi bahaya. Sebuah penelitian yang mengamati lebih dari 900 balita usia 6-24 bulan menemukan bahwa keterlambatan bahasa terjadi pada anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu bermain dengan gadget. Pada anak yang lebih tua, terlalu banyak berhadapan dengan layar gadget dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk mengenali emosi," ungkap Bhargava.

Baca Juga: Berniat Banggakan Orangtua, Calon Tentara Muda Ini Pulang Tanpa Otak dan Jantung

Bhargava mengungkapkan ketidakmampuan mengenali emosi oleh anak ini berdampak buruk bagi kehidupan sosial mereka.

"Kita tahu sebagai orang dewasa betapa pentingnya untuk dapat merasakan apa yang dirasakan atau dipikirkan seseorang dalam hubungan pribadi dan profesional. Sedangkan pada anak yang biasa bermain gadget mereka akan kesulitan untuk mengenali hal itu," tambahnya.

Bhargava pun mengungkap gadget dapat mengganggu pola tidur. "Cahaya biru dari layar memengaruhi melatonin dan tidur," jelasnya.