GridHEALTH.id - Menjadi sehat dengan mengonsumsi makanan sehat merupakan salah satu hal yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Namun apa jadinya jika makanan sehat tersebut berubah menjadi ancaman mematikan bagi seseorang.
Seperti yang dialami pelajar 16 tahun asal Thailand ini yang baru saja mengonsumsi salad pepaya.
Melansir World of Buzz, Nong Fon, pelajar perempuan ini mengalami diare parah setelah mengonsumsi salad pepaya yang dia makan.
Salad pepaya khas Thailand atau sering disebut dengan som tam ini juga terdiri dari acar ikan dan kepiting.
Peristiwa tragis itu terjadi pada 24 Agustus ketika ibunya, Kajorn membelikannya makanan bercita rasa asam pedas itu.
Makanan dengan cita rasa pedas dan asam memang acap kali menelan korban dengan diagnosis gangguan sistem pencernaan.
Baca Juga: Satu Sendok Madu Ampuh Sembuhkan Batuk Anak Daripada Obat Batuk Sirup
Pasalnya, makanan tersebut memang merangasang sensasi rasa panas dalam perut sehingga dapat menyebabkan sakit perut.
Bahkan melansir lama WebMD, kandungan capsaicin dan vitamin C yang tinggi dalam makanan padas asam dapat mengganggu kinerja sisten pencernaan sehingga dapat menimbulkan diare, dispepsia (maag) dan radang usus bisa kambuh gejalanya jika mengonsumsi makanan ini.
Namun diare yang dialami Nong Fon semakin memburuk, ia dilarikan ke rumah sakit dengan ambulans pada 26 Agustus lalu.
Dalam perjalanan ke rumah sakit, tim medis dengan cepat melakukan CPR pada pelajar 16 tahun itu.
Menurut tim medis, wajahnya pucat dan pingsan yang kabarnya akibat syok yang dialaminya.
Sayangnya, dia meninggal setelah tiba di Rumah Sakit Soon Buriram, Thailand.
Baca Juga: Viral Bubuk Kopi Mudah Terbakar, Begini Penjelasan BPOM dan Peneliti
Dokter mengumumkan bahwa ia menderita infeksi saluran pencernaan menyebabkan kematian gadis malang itu.
Mereka juga percaya bahwa keracunan makanannya disebabkan oleh salad pepaya yang dia makan beberapa hari yang lalu.
Keracunan makanan memang dapat diawali dengan gejala seperti sakit perut, diare, mua atau muntah selama berjam-jam, bahkan parahnya dapat mengalami hilang kesadaran.
Keracunan makanan bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit.
Baca Juga: ASI Tetap yang Gizi Terbaik Hindari Bayi Obesitas dan Lambat Tumbuh Kembangnya
Pemicu tersebut bisa ada dalam makanan pada tahap apa pun, seperti ketika mereka tumbuh, dikemas, dikirim, disimpan, atau dimasak.
Makanan tertentu lebih mungkin mengandung agen berbahaya seperti telur mentah, susu dan jus yang tidak dipasteurisasi, keju lunak, dan daging hingga makanan laut mentah atau setengah matang.
Baca Juga: Bukan Hanya Penghias Masakan, Seledri Miliki 13 Manfaat yang Bisa Sehatkan Tubuh Ini
Selain itu, pemicu keracunan makanan dapat disebabkan oleh kebersihan alat masak dan pembuat makanan tersebut.
Nmaun kini nasi sudah mejadi bubur, Nong Fon sudah tiada dan meninggalkan kenangan manis bagi kelaurganya dan rekan-rekannya.
“Putri saya mengalami diare parah sebelum matahari terbit pada 26 Agustus. Diarenya memburuk di siang hari. Jadi kami memanggil ambulans untuk mengirimnya ke rumah sakit, tetapi kami masih tidak bisa menyelamatkan nyawanya,” ujar sang ayah.
Baca Juga: Musim Kemarau Banyak yang Terserang Batuk, Tapi Kalau Tak Kunjung Sembuh Perlu Dicurigai Ada Hal Ini
Semoga kejadian seperti ini jangan sampai terulang kembali. (*)