Find Us On Social Media :

Gara-gara Memilih Melahirkan di Tanggal Baik yang Diyakini Membawa Keberuntungan, Bayinya Malah Mengalami Kekurangan Oksigen alias Intrauterine Hypoxia

Ilustrasi bayi lahir dengan operasi sesar dan mengalami intrauterine hypoxia.

GridHEALTH.idKepercayaan dan juga mitos memang kerap kali bertentangan dengan fakta ilmiah.

Tapi mirisnya masih banyak orang yang lebih memercayi kepercayaan dan juga mitos ketimbang fakta ilmiah yang jelas-jelas rasional.

Baca Juga: Orangtua Tolak Anaknya Dioperasi, Bocah 7 Tahun Berbobot Ratusan Kilogram Asal Karawang Akhirnya Meninggal Dunia

Salah satunya ibu satu ini.

Jelas-jelas oleh dokter sudah dijelaskan dan dibuktikan secara konkret bawa bayinya harus segera dilahirkan dengan cara sesar, eh si ibu dengan percaya dirinya tidak menyetujui dan menunda persalinannya hingga dua hari kedepan.

Karuan saja hal tersebut membuat was-was tenaga medis, terlebih lagi dokter yang menanganinya.

Sampai-sampai pihak rumah sakit meminta si ibu ini menandatangani surat perjanjian, dan dokter memvideokan saat dirinya memberikan penjelasan kepada si ibu dan si ibu menolaknya.

Baca Juga: Dianggap Terlalu Muda Untuk Menikah, Adik Zayn Malik Geram di Media Sosial: 'Bukankah Normal, Jatuh Cinta Lalu Menikah?'

Kisah tersebut langsung menjadi viral.

Ya, kisah tersebut adalah kisah nyata di Taiwan.

Seorang wanita yang menunda operasi selama dua hari demi melahirkan sang buah hati di tanggal baik yang telah ditentukan keluarganya.

Dilansir TribunStyle dari World of Buzz, Wanita bernama Chen Li itu rela membahayakan nyawa bayinya hanya demi sebuah kepercayaan yang bisa dibilang sebuah mitos.

Ceritanya saat itu Chen Li telah hamil selama lebih dari 37 minggu dan dirawat dirumah sakit pada 17 September 2019.

Baca Juga: Syuting Film Horor Rumah Kentang: The Beginning, Kaki Luna Maya Dingin Hingga Pulang ke Jakarta, Inilah Arti dan Maknanya

Dalam perawatan tersebut dokter melakukan pemindaian ultrasound.

Hasilnya disampaikan keopada si ibu muda ini, bahwa mengalami kelahiran berisiko tinggi.

Kondisinya saat itu bisa membuat bayinya berisiko tinggi menderita hipoksia intrauterine atau kekurangan oksigen pada bayi.

Ini lantaran bayi terjepit dengan lilitan tali pusat selama persalinan.

Jika tidak diatasi, kondisi ini dapat menyebabkan kematian janin.

Asal tahu saja, melansir frontiersin.org, kondisi yang dialami bayi dari Chen Li sangat membahayakan.

Sebab hipoksia prenatal bisa memengaruhi otak, fungsi kognitif anaknya, bisa berpengaruh terhadap pembelajaran dan memori di masa depannya.

Baca Juga: Kedua Adiknya Jadi Penyintas Kanker, Inilah Curahan Isi Hati Dewi Irawan Mengenai Keluarganya

Hipoksia prenatal juga mengarah pada penurunan potensi adaptif otak dan plastisitas karena gangguan dalam proses pembentukan kontak baru antara sel-sel dan penyebaran rangsangan neuron, terutama di korteks dan hippocampus.

Di sisi lain, hipoksia prenatal memiliki dampak signifikan pada ekspresi dan pemrosesan berbagai gen yang terlibat dalam fungsi otak normal dan pengaturan epigenetiknya.

Ini menghasilkan perubahan dalam pola mRNA dan ekspresi protein dan modifikasi pasca-translasi mereka, termasuk salah lipatan protein dan pembersihan.

Di antara protein yang dipengaruhi oleh hipoksia prenatal adalah enzim kunci dari sistem kolinergik-asetilkolinesterase, dan protein prekursor amiloid (APP), yang keduanya memiliki peran penting dalam fungsi otak.

Gangguan ekspresi dan metabolisme mereka yang disebabkan oleh hipoksia prenatal juga dapat mengakibatkan, terlepas dari disfungsi kognitif awal, dalam pengembangan neurodegeneration di kemudian hari.

Baca Juga: Bukti Sayangnya dr Soeko Kepada Masyarakat Papua, Karenanya Almarhum Disayangi Masyarakat Pedalaman, Kepergiannya Membuat Dokter Eksodus dari Wamena

Bahkan kondisi ini dapat berakibat kematian sel neuronal dan perkembangan neurodegenerasi selama bertahun-tahun.

Nah, berdasarkan alasan itu, dokter menjadwalkan untuk operasi sesar malam itu juga agar bayi bisa terselamatkan.

Tapi, setelah itu semua disampaikan Chen Li, ibu muda tersebut mengeluarkan pernyataan mengejutkan dokter.

Dirinya menolak mentah-mentah saran dokter untuk operasi sesar saat itu juga.

Chen Li berkata, '' Keluarga saya telah memilih tanggal lahir yang baik untuk bayi saya, Dua hari lagi, pada tanggal 20 September. Ini adalah satu-satunya waktu yang baik untuk melahirkan anak saya.''

Baca Juga: Skoliosis Bisa Berujung Kecacatan Hingga Kematian, Ketahui Tanda-Tandanya Pada Anak

Dokter kembali memberikan penjelasan, bahwasannya saat ini pun peluang bayinya beratahan hidup sangat tipis. Apalagi sampai harus menunggu hingga dua hari.

Tapi Chen Li tetep bersikeras untuk menunda operasi sesar.

Sampai-sampai kepala departemen kebidanan rumah sakit telah mengatakan kepadanya, mereka mungkin tak bisa menyelamatkan bayi jika Chen Li menunda lebih lama lagi.

Akhirnya 18 September 2019 Chen Li menadatangani dokumen yang membebaskan rumah sakit dari semua tanggung jawab jika terjadi insiden karena keputusannya itu.

Direktur rumah sakit bahkan harus memvideokan dirinya sendiri untuk membuktikan bahwa pihak medis telah menasehati Chen Li agar tidak menunda operasi.

Baca Juga: Bangga Bisa 'Main' 8 Ronde dalam Sehari Bareng Galih Ginanjar, Rekan Barbie Kumalasari Berikan Sinyal Hubungan Keduanya, Ceraikah?

Untungnya ada sebuah kondisi dimana bisa membuat Chen Li.

Saat itu dirinya mengalami kondisi yang parah. Tapi tidak dijelaskan separah apa dan seperti apa kondisinya saat itu.

Tapi intinya kejadian tersebut membuat Chen Li sadar dan menyetujui operasi sesar darurat.

Syukurlah, anaknya lahir dengan selamat pada jam 7 malam waktu setempat.

Dokter mengatakan jika kulit bayinya agak biru lantaran menderita kekurangan oksigen ringan.

Menurut kepala bidan rumah sakit, ini bukan insiden pertama ibu menunda persalinan mereka bertepatan dengan ulang tahun yang baik.

Itu karena sebagai kepercayaan tradisional bahwa anak-anak yang dilahirkan pada hari kebertuntungan akan menjalani kehidupan yang baik.

Baca Juga: Jangan Sepelekan Pundak yang Tinggi Sebelah, Bisa Jadi Tanda Skoliosis Atau Kelainan Tulang Belakang

Sebagai akibatnya, komplikasi mungkin timbul ketika mencoba merencanakan tangga yang menguntungkan ini.

Dia mengingatkan calon ibu agar tak membahayakan naya bayinya demi takhayul.(*)