Find Us On Social Media :

Sempat Dipecat Gara-gara 'Cuci Otak', Bagaimanakah Dokter Terawan Mengatasi Penyakit Stroke Sebagai Menkes ?

Menteri Kesehatan, Terawan sebelum pelantikan menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019).

Diakui Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) dr Mursyid Bustami, untuk menagani penyakit Stroke di Indonesia dibutuhkan setidaknya 400 rumah sakit yang tersebar dibeberapa daerah untuk bisa memberikan pelayanan bagi masyarakat yang terserang stroke.

“Perlu 400 rumah sakit untuk menangani stroke dari geografinya yang gak mungkin di Jakarta saja, bagaimana di pelosok, jadi gak perlu ke RS Pusat Otak Nasional (RSPON) tapi tetap tertangani,” kata dr Mursyid saat ditemui di RS PON, Jakarta Timur, Jumat (25/10/2019).

Baca Juga: Studi: Penyakit Autoimun Multiple Sclerosis Ternyata Bisa Diprediksi Sebelumnya

Selain itu, tenaga ahli  medis spesialis syaraf untuk menangani stroke saat ini juga dinilai masih kurang merata karena kebanyakan berada di pusat-pusat kota saja.

“Di Indonesia dokter spesialis syaraf kurang lebih ada 1.750 dokter dan 300 lebih berada di Jakarta. Itu kan tidak merata seperlimanya di Jakarta, ini tantangan bagaimana 400 rumah sakit tadi harus diisi dokter spesialis syaraf,” kata dr Mursyid.

Baca Juga: Ketergantungan Narkoba Nunung Sakit Diabetes juga Depresi dan Gangguan Mental Sampai Harus Berobat Ke Singapura

Sebab penyakit stroke sangat berpacu dengan waktu dalam penanganan, rumah sakit harus menyiapkan dokter spesialis syaraf dan alat CT scan yang memadai untuk mempermudah diagnosis stroke.

Lantas, bagaimanakah dokter Terawan menyikapi masalah penyakit stroke tersebut ?