GridHEALTH.id - Standard medis mengatakan bahwa seseorang dianggap demam jika temperatur tubuhnya menunjukkan di atas 38°C.
Baca Juga: Demam Bisa Menjadi Penanda Kehamilan, Begini Cara Mendeteksinya
Namun untuk orang yang sangat tua atau bayi yang masih sangat kecil, parameternya dikatakan demam adalah di atas 36° atau 37°C.
Beberapa dokter menggunakan istilah "demam" hanya untuk kenaikan temperatur tubuh yang disebabkan oleh infeksi dan iritasi/peradangan.
Sedangkan beberapa dokter lain mengartikan demam bila ada keadaan temperatur tubuh seseorang yang naik melebihi 38°C karena sebab apapun.
Istilah medis yang lebih ilmiah untuk demam adalah "hyperthermia", tapi jarang sekali digunakan sehingga mulai terlupakan.
Demam atau meningkatnya suhu tubuh kerap membuat tak nyaman. Karena takut semakin parah, banyak orang memilih untuk langsung mengkonsumsi obat penurun panas.
Padahal faktanya tidak semua demam merupakan tanda penyakit serius. Sebab, adakalanya demam terjadi karena menanggapi infeksi seperti virus flu atau infeksi bakteri radang tenggorokan, atau peradangan yang terjadi pada cedera atau karena penyakit.
Mengingat tidak semua demam berarti infeksi, maka kita tidak perlu buru-buru minum obat apalagi bergegas ke dokter.
Lantas, kapan demam membutuhkan penanganan lebih lanjut? Manusia memiliki suhu tubuh normal sekitar 36-37 derajat Celcius, dan baru dikatakan mengalami demam jika suhu berada di atas angka tersebut.
Demam ringan yaitu ketika suhu tubuh belum mencapai 38 derajat Celcius. Saat masa ini, sebenarnya demam tidak perlu diobati sebab merupakan upaya alami tubuh untuk mencegah infeksi virus dan bakteri yang tidak bisa hidup dalam suhu panas.
Demam yang membutuhkan penanganan lebih lanjut adalah ketika suhu tubuh melebihi 38 derajat Celcius.
Jika sudah mencapai angka 40 derajat, demam tersebut dapat dikategorikan sebagai demam yang berbahaya dan harus segera diberikan bantuan medis untuk mencegah adanya gangguan fungsi otak, terutama pada bayi dan anak-anak.