GridHEALTH.id - MSG alias micin selama ini kita kenal sebagai penyedap rasa yang berbahaya bagi tubuh.
Tak ayal banyak kelompok yang anti terhadap MSG yang mempunyai nama lengkap Monosodium Glutamate.
Baca Juga: Agnes Mo Pernah Digosipkan Mengidap Penyakit Seribu Wajah, Penyakit Apakah Ini?
Diyakini MSG alias micin atau biasa juga disebut vetsin bisa memengaruhi kesehatan manusia.
Terlebih pada anak, katanya bisa membuat bodoh.
Lantas benarkah micin merupakan penyebab utama kebodohan?
Jawabannya, dari sekian banyak riset dilakukan sejak muncul kabar Monosodium Glutamat (MSG) berbahaya bagi kesehatan, juga bisa menyebabkan kebodohan, tidak ada yang bisa menemukan bukti pasti adanya hubungan antara MSG dan dampak negatif MSG yang diisukan selama ini.
Untuk diketahui, MSG adalah penambah rasa yang biasa ditambahkan kedalam makanan, yang ditemukan lebih dari 100 tahun lalu oleh seorang ahli kimia Jepang bernama Kikunae Ikeda.
Awal ditemukannya MSG bahannya diambil dari rumput laut. Menurut Food and Drug Administration (FDA), saat ini MSG dibuat dengan memfermentasi pati gula, tebu, atau tetes tebu.
Fakta bahan membuat MSG KLIK DI SINI
Mengenai bahaya MSG bagi kesehatan manusia, pakar Gizi yang juga alumni Insitute Pertanian Bogor, Prof. Dr. M. Hardinsyah. M.S mengatakan, munculnya anggapan tentang bahaya MSG bagi kesehatan pertama kali dikemukakan oleh Dr. Ho Man Kwok setelah berkirim surat ke New England Journal of Medicine pada tahun 1988.
Dalam suratnya dia menceritakan kemungkinan penyebab gejala yang dia alami setiap kali makan di restoran Cina di Amerika Serikat.
Lalu gejala itu dikenal dengan istilah 'Sindrom Restoran China'.
Padahal, menurut Prof Hardinsyah MSG atau monosodium glutamat atau oleh masyarakat di Indoensia dikenal sebagai vetsin, sama sekali tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.
Prof Hardin, demikian sapaan akrabnya, menilai bahwa apa yang dirasakan oleh Ho Man Kwok merupakan reaksi dari tubuhnya sendiri yang alergi dengan bahan yang terkandung dalam MSG tersebut.
"Berdasarkan sebuah penelitian memang ditemukan ada sebagian orang alergi dengan MSG. Ini sama halnya dengan adanya orang yang alergi terhadap telur atau susu. Kalau ada yang alergi, bukan berarti telur atau susu itu tidak boleh dikonsumsi semua orang," kata Prof Hardi, dalam diskusi Gizi Seimbang dari Bahan Tambahan Pangan Halal yang digelar Forum Warta Pena (FWP) dan Persatuan Pabrik Monosodium Glutamate dan Glutamic Acid Indonesia (P2MI) di Hotel Ibis Tamarin, Sabang, Jakarta Pusat, Rabu (19/6/2019).
Untuk diketahui, MSG itu terdiri dari tiga zat gizi utama; glutamat, natrium, dan air.
Penyedap rasa ini, sebut Prof Hardinsyah, tidak berbahanya bagi tubuh manusia.
Bahkan jika dikomsumsi terus menerus, umumnya tak akan ada pengaruh kesehatan bagi pemakainya.
"Dikonsumsi hingga 5 gram pun, MSG itu tak ada pengaruh terhadap kesehatan. Kondisinya sama dengan manusia yang tidak mengkonsumsi MSG," kata pakar gizi yang juga Rektor Universitas Sahid Jakarta, ini.
Pernyataan Hardinsyah ini diperkuat oleh Tetty R. Sihombing, pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM RI.
Menurutnya, berdasarkan hasil penelitian Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA) dari Badan Pangan Dunia milik PBB serta WHO, menempatkan MSG dalam kategori bahan penyedap masakan yang aman dikonsumsi dan tidak berpengaruh pada kesehatan tubuh.
Temuan ini diperkuat oleh European Communities Scientific Committee for Foods pada 1991.
Selanjutnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada 1995 menyatakan bahwa MSG termasuk sebagai bahan bumbu masakan, seperti halnya garam, merica, dan gula, sehingga aman bagi tubuh.
"MSG tidak menimbulkan bahaya terhadap kesehatan karena memiliki Acceptable Daily Intake (ADI) not specified," terang Tetty.
ADI not specified adalah istilah yang digunakan untuk bahan tambahan pangan yang mempunyai toksisitas yang sangat rendah, berdasarkan data kimia, biokimia, toksikologi, dan data lainnya.
Ketua Persatuan Pabrik MSG & GA Indonesia (P2MI) M. Fachrurozy mengatakan, Bahan Tambahan Pangan (BTP) seperti MSG atau vetsin di industri pangan diatur dengan ketat dan baik oleh BPOM dengan kaidah penggunaan batas maksimum.
Menurutnya, MSG yang komponen terbesarnya adalah 78 persen glutamat merupakan asam amino esensial yang juga dihasilkan oleh tubuh.
Jumlah asupan BTP tersebut menurut WHO tidak menimbulkan bahaya terhadap kesehatan.
Sementara Head of Strategic Planning and Information System PT Sasa Inti Sutjipto Susilo mengatakan, glutamat merupakan nutrisi bagi otak manusia.
Baca Juga: Endusan Anjing Peliharaan Deteksi Kanker Ovarium Pada Wanita, Majikannya Berhutang Nyawa
Bahkan zat glutamat acid banyak terdapat di beberapa suplemen kesehatan.
"Glutamat acid yang terdapat di MSG, seperti daging, ikan, tomat, dan brokoli prinsipnya sama. Setelah diserap tubuh akan menjadi asam glutamat yang diperlukan oleh tubuh," papar Sutjipto.(*)
Artikel ini pernah tayang di Wartakota dengan judul Pakar Gizi ini Sebut Komsumsi MSG Tidak Berbahaya Bagi Kesehatan