Find Us On Social Media :

Ingin Umur Panjang dan Punya Ingatan Kuat Tapi Malas Jalan Kaki, Sama dengan Pungguk Merindukan Bulan

Jalan kaki bisa mengautkan daya ingat dan memperpanjang usia.

GridHEALTH.id - Jalan kaki adalah aktivitas paling sederhana dan mudah yang bisa manusia lakukan.

Jalan kaki pun termasuk olahraga low impact yang bisa dilakukan oleh siapapun dimanapun, kapanpun.

Baca Juga: Kisah Perjuangan Haykal Kamil dan Tantri Namirah, Sempat Divonis Sulit Miliki Momongan Akibat Pembengakan di Organ Vitan dan Kelainan Rahim

Tapi sayang jalan kaki adalah salah satu aktivitas aktif yang sekarang ini paling malas dilakukan oleh orang moderen.

Tak percaya? Mari introspeksi diri kita sendiri.

Saat parkir kendaraan, inginnya yang terdekat dengan pintu masuk atau paling jauh?

Saat ingin ke warung atau toserba di komplek rumah, pilih naik motor, sepeda, atau minta tolong pembantu?

Baca Juga: Dulu Undang 12 Ribu Tamu dalam Pernikahannya, Pasangan Artis Ini Kekeuh Masih Ingin Punya Anak Lagi Walau Sudah Punya 2 Cucu: 'Aku Pengin Baby Girl'

Jawabannya silahkan dijadikan introspeksi diri kita sendiri, apakah termasuk manusia yang malas jalan kaki atau tidak.

Jika kita termasuk yang menyukai aktivitas fisik jalan kaki berbahagialah.

Hanya dengan jalan kaki, kemampuan daya ingat kita bisa kuat, juga umur kita bisa panjang.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh University of Sydney sebagaimana dilansir dari neurosciencenews.com, mempercepat kecepatan berjalan dapat memperpanjang usia hidup.

Semua risiko penyebab kematian dapat dikurangi 20 persen dengan berjalan dalam kecepatan normal.

Baca Juga: Divonis Kesempatan Hidup Tinggal 25 Persen, Vokalis Roxette Meninggal Dunia Setelah 17 Tahun Berjuang Lawan Tumor Otak

Sementara berjalan dengan cepat dapat mengurangi risiko kematian hingga 24 persen.

Hasil serupa ditemukan untuk risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.

Baca Juga: Acha Sinaga Hamil 25 Minggu, Muntah Hebat hingga 3 Liter dan Demam hingga Mencret Lalu Dirawat di Rumah Sakit, Suami sedang Pergi

Efek protektif berjalan kaki juga ditemukan lebih jelas pada kelompok manusia pada usia yang lebih tua.

Rata-rata pejalan kaki yang berusia 60 tahun atau lebih mengalami penurunan 46 persen dalam risiko kematian akibat penyebab kardiovaskular.

Sedangkan mereka yang biasa melangkah dengan cepat mengalami penurunan risiko ini hingga 53 persen.

Mereka menghubungkan catatan kematian dengan hasil 11 survei berbasis populasi di Inggris dan Skotlandia antara tahun 1994 dan 2008, di mana para peserta melaporkan kecepatan berjalan mereka.

Baca Juga: Pulang Berobat dari Singapura, Ashanty Malah Ceritakan Level Stroke hingga Diberi Obat Pengencer Darah

Tim peneliti kemudian menyesuaikan faktor-faktor seperti jumlah total dan intensitas dari semua aktivitas fisik yang diambil, usia, jenis kelamin dan indeks massa tubuh.

"Kecepatan berjalan dikaitkan dengan semua penyebab risiko kematian," kata Profesor Stamatakis.

“Sementara jenis kelamin dan indeks massa tubuh tampaknya tidak terlalu mempengaruhi hasil," lanjutnya.

Berdasarkan hasil temuan ini, tim peneliti menyerukan kepada masyarakat agar meningkatkan kecepatan dalam mengambil langkah dan berjalan demi kesehatan.

Baca Juga: Pulang Berobat dari Singapura, Ashanty Malah Ceritakan Level Stroke hingga Diberi Obat Pengencer Darah

Selain itu, daya ingat pun akan semakin kuat dan tahan lama jika kita suka melakukan aktivitas jalan kaki.

Para peneliti di Universitas California, Irvine, dan Universitas Tsukuba di Jepang dalam studi terbaru mereka, yang melibatkan 36 peserta yang berusia di awal 20-an, danm dituangkan dalam makalah berjudul "Rapid stimulation of human dentate gyrus function with acute mild exercise" diterbitkan dalam Proceedings of National Academy of Sciences pada 24 September.

Menerangkan, pertama, para peserta (objek penelitian) diinstruksikan untuk melakukan latihan ringan dengan menggunakan ergometer siklus selama 10 menit.

Baca Juga: Tak Takut Kena Penyakit Jantung, Selingkuhan Ari Ashkara Berani Jadikan Foto Dirut Garuda Ini Tameng Dibalik Kartu Namanya

Setelah itu mereka melakukan tes memori di mana mereka ditunjukkan gambar benda-benda seperti brokoli atau keranjang piknik, dan diminta untuk mengingatnya kembali.

Para peneliti kemudian mengulangi tes dengan peserta yang sama tanpa latihan ringan.

"Tugas memori benar-benar cukup menantang," kata rekan penulis studi Michael Yassa, seorang ahli saraf di University of California, Irvine.

"Kami menggunakan barang-barang serupa yang sangat rumit untuk melihat apakah mereka akan ingat apakah ini keranjang piknik yang tepat versus keranjang piknik lainnya."

Ditemukan bahwa orang lebih baik dalam membedakan gambar setelah 10 menit latihan ringan, yang didefinisikan sebagai 30% dari asupan oksigen puncak mereka.

Untuk melihat lebih dekat apa yang terjadi, para peneliti melakukan scan otak pada beberapa peserta untuk memantau aktivitas selama percobaan.

Lonjakan pendek latihan itu mereka temukan, tampaknya latihan yang dilakukan (berjalan) meningkatkan konektivitas di daerah otak yang terlibat dalam penyimpanan dan ingatan.

Semakin meningkat kinerja seseorang, semakin banyak perubahan fisik yang terjadi di otak mereka.

Baca Juga: Terima Uang Rp 14 Miliar Setelah Layani Hubungan Intim di Toilet Pesawat, Pramugari Cantik Ini Berakhir Tragis dengan Segala Risiko Kesehatan Wanita

Penelitian ini menyarankan, ingatan dapat terasah dengan melakukan 10 menit olahraga mudah seperti berjalan, Yoga atau Tai Chi.

Frekuensi dan intensitas yang tepat mungkin sedikit berbeda untuk kelompok usia lain dan akan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti gaya hidup, mobilitas, kecacatan, danlainnya.

"Jalan-jalan sore sudah cukup untuk mendapatkan beberapa manfaat," kata Yassa.

"Tujuan utama kami adalah untuk mencoba mengembangkan resep olahraga yang dapat digunakan oleh orang dewasa yang lebih tua, yang mungkin memiliki cacat atau gangguan mobilitas tetapi masih dapat mengadopsi rejimen olahraga yang sangat sederhana dan dapat, mungkin, mencegah penurunan kognitif."

Studi ini menyimpulkan, jenis eksperimen ini harus diuji pada orang dewasa yang lebih tua dalam penelitian masa depan.

Baca Juga: Berita Kesehatan Popular: Yang Membuat Wanita Susah Mendapatkan Kepuasan Bercinta, Minum Kunyit Asam Tiap Pagi

Melakukan studi jangka panjang dapat membantu untuk memahami bagaimana hal ini mempengaruhi kehilangan memori, yang berkaitan dengan usia, seperti penurunan kognitif dan demensia.(*)

 

Artikel ini telah tayang di Intisari.grid.id dengan judul; Ternyata Cepat Atau Lambatnya Jalan Kaki Bisa Memengaruhi Usia Seseorang, Begini Penjelasannya?