Ketika gejalanya terjadi, gejala-gejala itu dihasilkan dari lokasi dan aktivitas cacing dalam tubuh, yang berubah seiring waktu.
Pada bulan pertama atau lebih setelah seseorang terinfeksi, cacing paragonimiasis menyebar melalui perut, kadang-kadang menyebabkan gejala seperti demam, lemas, diare, sakit perut, dan gatal-gatal.
Cacing kemudian berpindah dari perut ke dada. Di sana cacing-cacing itu dapat menyebabkan gejala pernapasan seperti batuk, sesak napas, dan nyeri dada.
Tanpa perawatan, infeksi cacing pipih ini bisa menjadi penyakit kronis, bahkan bisa berlanjut selama beberapa dekade. Gejala paragonimiasis jangka panjang yang paling umum adalah batuk berdarah.
Selain itu, gejala lainnya ialah sakit perut, mual, muntah, diare berdarah, benjolan di kulit perut atau kaki yang muncul kadang-kadang.