GridHEALTH.id –Suara napas bayi yang normal, tidak ada suara alias halus.
Biasanya bayi yang seperti itu, menjadi bayi tenang dan nyaman.
Sudah tentu napas bayi seperti itu tidak membuat orangtua pusing.
Baca Juga: Ciri Bayi Sudah Siap Memulai MPASI? Ketahui Strategi Pemberian yang Tepat Menurut Ukuran Si Kecil
Asal tahu saja, napas bayi yang terdengar seperti ada lendir di hidung dan tenggorokannya itu, tidak hanya membuat orangtua takut juga khawatir, si bayi pun akan merasa tidak nyaman.
Karenanya si bayi yang napasnya bunyi seperti itu kerap rewel dan sulit ditenangkan.
Kondisi napas bayi yang berbunyi grook..grook seperti itu, seperti ada lendir di hidung dan tenggorokan bayi, adalah sebuah kondisi medis yang dinamakan chestiness.
Chestiness akan lebih menonjol bila ada riwayat alergi dalam keluarga. Misal, ayah atau ibu si bayi adalah penderita alergi.
Untuk itu, menurut dr. Darmawan BS SpA (K), yang berpraktik di RSIA Hermina Bekasi dan juga bekerja pada Divisi Restirologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, saat mendapati bayi kita mengalami chestiness, perlu ditelusuri adanya alergi dalam keluarga ayah dan ibu penderita, kalau perlu hingga ke nenek atau kakeknya.
Baca Juga : Tidur Sehat Matikan Lampu, Memang Ada Manfaatnya Bagi Kesehatan?
Sebagian besar dari chesty baby ternyata memiliki bakat asma.
Oleh karena itu, bila setelah usia 2 bulan napas bayi masih terdengar belum bersih, perlu penggalian ke arah asma.
Perhatikan apakah pola tersebut itu berulang, gejala memburuk di malam hari, dan membaik dengan pemberian obat asma.
Perlu juga ditelusuri faktor pencetus dari lingkungan (debu rumah, bulu binatang, asap, udara dingin dan lain-lain), pencetus dalam bentuk makanan (untuk bayi yang lebih besar), atau tertular salesma (common cold).
Penyebab lain chestiness, yakni manifestasi infeksi respiratorik akut (IRA) yang berulang karena virus (recurrent viral ARI).
Baca Juga : Pijat Bayi dengan Baby Losion, Metabolisme dan Daya Tahan Tubuh Optimal
Bayi sehat mengalami beberapa kali episode IRA, normalnya tak lebih dari 6-8 kali per tahun dengan durasi kurang dari seminggu, umumnya 2-3 hari.
Pada chesty baby, episode batuk pilek lebih sering terjadi, bisa dengan atau tanpa demam.
Durasi chestiness juga berlangsung lebih lama, lebih dari seminggu atau bahkan lebih dari dua minggu.
Hingga saat ini belum jelas mengapa sebagian bayi mudah mengalami chestiness.
Baca Juga: Risiko Makan Nasi Sisa Kemarin, Mulai dari Diare Sampai Muntah
Tapi mengingat pola yang sama dapat ditemukan dalam keluarga, diduga faktor genetik juga ikut berperan.
Perlu diketahui pula pada sebagian kecil chesty babies juga ditemukan penyakit dasar yang lebih serius seperti; refluks gastroesofagus (aliran balik cairan dari lambung ke esofagus), laringotrakeomalasia (kelemahan saluran tenggorokan/ trakea), gangguan menelan, bronkiektasis, dan lain-lain.
Baca Juga : Sex In The Water, Teknik Bercinta Mengasyikan dan Aman Menurut Medis
Anak dengan gangguan saraf otot (neuromuskular), misalnya penderita palsi serebral biasanya juga mengalami gejala chestiness.
Anak tersebut mengalami gangguan fungsi otot menelan dan atau otot yang berperan dalam proses batuk.
Biasanya ia juga mengalami gangguan fungsi mukosilier.
Sebagai hasilnya, pasien dengan gangguan neuromuskular menjadi chesty baby dengan gejala makin berat bila ada faktor pendukung, misalnya IRA atau polutan dan alergen.
Adapun untuk mengatasi hal tersebut, yang bisa dilakukan orangtua di rumah, papar Darmawan adalah oleskan minyak telon atau balsam khusus bayi di wilayah dada si kecil.
Baca Juga : Manfaatkan Air Sebagai Alat Bantu Bercinta, Sekali Coba Ketagihan
Baca Juga: Risiko Makan Nasi Sisa Kemarin, Mulai dari Diare Sampai Muntah
Uapnya yang terhirup dapat membantu melegakan pernapasannya.
Selain itu lakukan pemijatan dengan lembut pada dada kiri dan kanan, dari bagian bawah menuju ke bagian atas atau sekitar wilayah leher.
Gerakan pemijatan ini akan membantu bayi mengencerkan lendir yang ada di tenggorokan.
Tak kalah penting dan ini wajib diwujudkan di rumah adalah, ciptakan udara bebas polutan.
Ingat, asap rokok merupakan salah satu penyebab tersering terjadinya chestiness.
Karenanya, pajanan asap rokok merupakan satu satu hal yang wajib dihindari oleh bayi dengan kasus ini.
Baca Juga : Kehamilan Tak Membuat Rambut Rontok, Malah Menjadi Subur, Ini Buktinya
Jauh dari asap rokok biasanya sudah sangat mengurangi keluhan chestiness, bahkan gejalanya bisa hilang sama sekali.
Waspadai juga asap dapur. langkah baiknya kalau asap dapur segera disaring dengan alat penyedot asap agar tak menimbulkan polusi dan mengganggu kenyamanan bayi. (*)
#berantasstunting