GridHEALTH.id - Telur ayam, telur bebek juga telur puyuh adalah telur yang paling banyak dikonsumsi masyarakat.
Telur memang baiknya sering kita konsumsi.
Baca Juga: Pasutri Ini Kritis Alami Luka Bacok, Karena Kentut Sembarangan
Sebab telur mempunyai banyak zat gizi, khususnya kaya kandungan protein.
Asyiknya lagi makanan sumber protein yang banyak dan termurah adalah telur.
Tapi memang mereka yang alergi telur, baiknya jangan sering-sering mengonsumsinya.
Jika ingin mengonsumsinya, karena bagaimanapun rasa telur memang enak, perhatikan terlebih dahulu kondisi tubuh.
Baca Juga: Ayu Ting Ting Dikomentari Warganet Hamil karena Bentuk Perutnya, Mari Kita Cocokan di Sini
Baiknya bagi mereka yang alergi, hanya mengonsumsi telur saat tubuh dalam kondisi fit, dengan jumlah yang secukupnya.
Apa sih akergi telur itu? Bagaimana jika terjadi pada anak?
Alergi Telur
Ketika anak mengalami, berarti sistem kekebalan tubuhnya yang biasanya melawan infeksi bereaksi berlebihan terhadap protein dalam telur.
Sehingga jika anak mengonsumsi olahan dari telur baik yang berupa makanan ataupun minuman, tubuhnya akan mengira protein ini berbahaya.
Sebab sistem kekebalannya merespons dengan bekerja sangat keras untuk melawan protein dari telur.
Gejala Alergi Telur Pada Anak
- kesulitan bernapas
- batuk
- suara serak
- sakit tenggorokan
- sakit perut
- muntah
Baca Juga: Sering Disepelekan, 7 Gejala Kanker Ganas Ini Bisa Menyerang Siapa Saja!
- diare
- mata gatal, berair, atau bengkak
- gatal-gatal
- bintik-bintik merah
- pembengkakan
- merasa pusing bahkan pingsan
Beberapa reaksi terhadap telur bersifat ringan dan hanya melibatkan satu bagian tubuh, seperti gatal-gatal pada kulit.
Tetapi jika Si Kecil memiliki reaksi ringan karena alergi telur di masa lalu, reaksi selanjutnya yang ditunjukan bisa lebih parah.
Dalam kasus yang jarang terjadi, seseorang dapat memiliki reaksi alergi sangat serius, yang dapat menyebabkan anafilaksis.
Baca Juga: Marak Digunakan Sebagai Pereda Flu, 7 Minyak Esensial Ini Bisa Digunakan Sehari-hari
Perawatan medis diperlukan segera karena orang tersebut mungkin memiliki masalah pernapasan dan penurunan tekanan darah.
Anafilaksis diobati dengan obat yang disebut epinefrin yang diberikan melalui suntikan.
Anak-anak yang memiliki alergi parah terhadap telur biasanya alergi tersebut akan terbawa sampai dewasa, maka Ia membutuhkan suntikan epinefrin untuk berjaga-jaga.
Tindakan yang dilakukan dokter
Biasanya dokter mendiagnosis alergi telur dengan tes kulit atau tes darah.
Tes kulit (juga disebut tes awal) adalah tes alergi yang paling umum.
Baca Juga: Idap Kanker Usus, Henky Solaiman Tidak Mau Jalani Operasi, Mengapa?
Pengujian kulit memungkinkan dokter melihat dalam sekitar 15 menit jika seseorang peka terhadap telur.
Dengan tes ini, dokter atau perawat akan menempatkan sedikit ekstrak telur di kulit anak tersebut.
Lalu, menusuk lapisan luar kulit atau membuat goresan kecil pada kulit.
Jika daerah itu membengkak dan menjadi merah (seperti gigitan nyamuk), anak itu sensitif terhadap telur.
Mengobati alergi telur
Baca Juga: Obesitas Tingkatkan Risiko Kanker, Inilah yang Akan Terjadi pada Tubuh Setelah Makan Berlebihan
Cara terbaik untuk mengobati alergi telur adalah menghindari makan telur atau konsumsi produk yang mengandung telur.
Juga harus bertindak cepat untuk mengatasi alergi telur yang dialami anak.
Orangtua dapat mengajarkan anak untuk melakukan pencegahan agar tidak mengonsumsi telur dengan cara membaca label makanan.
Ajarkan juga bagaimana cara mengatasi alergi yang timbul jika Si Kecil tak sengaja mengonsumsi telur.
Baca Juga: Berantas Stunting: Benarkah Anak Stunting Akibat Faktor Keturunan dari Orangtua Bertubuh Pendek?
Konsultasikan ini dengan dokter, dan sampaikan kepada guru di sekolah anak agar semua daat mencegah dan mengatasi alerginya jika timbul.
Dokter akan memberikan obat yang dapat menangani dengan cepat jika alergi telur tiba-tiba muncul, obat yang diberikan dokter mudah dibawa kemana saja.
Namun, jika alerginya parah, segera bawa anak ke dokter.(*)
#berantasstunting