GridHEALTH.id – Dalam artikel sebelumnya yang berjudul "Virus Corona Alias Wuhan Disebabkan Kegemaran Masyarakat Mengonsumsi Hewan Liar Seperti Kelelawar, Bagaimana dengan Extreme Market di Tomohon Sulut?"
GridHEALTH.id menurunkan berita kesehatan mengenai kelelawar yang menjadi salah satu penyebar virus Wuhan alias Corona, yang sekarang sedang membuat gempar dunia.
Sampai-sampai WHO membuat warning, yang telah GridHEALTH.id tulis dalam artikel dengan judul "WARNING dari WHO, Virus Wuhan Penyakit Baru dari China telah Menyebar ke ASIA, Gejalanya Demam dan Sulit Bernapas"
Mengenai sumber awal virus Wuhan alias Corona ini, ternyata bukan dari kelelawar yang menjadi makanan kegemaran masyarakat Wuhan, China, juga Tomohon, Sulawesi Utara.
Baca Juga: Virus Corona, Ini Tanda Orang Terinfeksi dan Cara Pencegahannya
Penelitian terbaru yang diterbitkan di Journal of Medical Virology pada 22 Januari 2020 menyebutkan, virus Corona galur baru yang ditemukan di Wuhan ditularkan dari ular.
Jadi penularan pertama alias induk semang virus Corona itu adalah ular, yang juga menjadi makanan kegemaran masyarakat Wuhan di China, dan juga di Tomohon, Sulawesi Utara.
Virusnya Mirip
Penelitian ini, melasnir Tribunnews.com, dilakukan Wei Ji dari Departemen Mikrobiologi, Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Peking, Sekolah Ilmu Kedokteran Dasar, Beijin, dan peneliti lain di China.
Baca Juga: 5 Cara Bikin Otak Sehat Terus Sampai Lanjut Usia, Ternyata Mudah
Penelitian itu dilakukan dengan menganalisis lima urutan genetik atau genom virus Corona baru atau novel corona virus (2019-nCoV).
Lalau dibadingkan dengan 217 virus dari berbagai spesies, seperti burung, ular, marmut, landak, kelelawar, hingga manusia.
Hasilnya, virus baru terlihat mirip dengan yang ditemukan pada kelelawar yang sebelumnya menjadi sumber infeksi sindrom pernapasan akut parah atau SARS di China beberapa tahun yang lalu.
Baca Juga: Dislipidemia, Bahaya Kolesterol Tinggi yang Bisa Mengancam Jiwa
Akan tetapi, peneliti yang menganalisis bioinformatika melengkapi urutan 2019-nCoV.
Hasilnya menunjukkan virus Corona yang sekarang inisedang membuat heboh dunia lebih dekat dengan ular.
“Singkatnya, hasil yang diperoleh dari analisis pengurutan kami menunjukkan untuk pertama kali ular merupakan reservoir hewan paling mungkin untuk 2019-nCoV berdasarkan bias penggunaan kodon sama,” tulis paper ilmiah ini.
Dua Jenis Ular
Selain itu, analisis peneliti menentukan kombinasi homolog dalam lonjakan glikoprotein mengikat reseptor, yang dapat menentukan penularan lintas spesies dari ular ke manusia.
Baca Juga: Heboh Soun Cap Ayam Campur Kaporit, Konsumen Berisiko Terkena Kanker, Ini Kata Ahli
Dua jenis ular, yang digunakan dalam analisis ini adalah Bungarus multicinctus (welang) dan Naja atra (kobra China).
Nah, dari sini timbul pertanyaan, bagaimana penularan virus Corona ini, yang tadinya dari reptile alias ular, hewan berdarah dingin, karena suhu tubuhynya sama dengan lingkungan, menginfeksi mamalia yang berdarah panas, karena memiliki suhu tubuh berbeda dengan lingkungan.
Proses Penularan
Hingga artikel ini ditutayangkan, belum ada jawaban mengenai pertanyaan ini.
Tapi banyak peneliti berhipotesa, penularan terjadi kemungkinan di pasar, tempat dimana kedua hewan tersebut dijajakan. Tapi bisa juga terjadi di alam liar.
Mengenai hal ini masih diperlukan verifikasi forensik untuk memastikan memang ular yang ditemukan di Pasar Pusat Pangan Laut Wuhan menjadi awal muasal bencana yang mengerikan ini.
Baca Juga: Berantas Stunting: Pendidikan Tentang Gizi Harus Dimulai Sejak Dini
Mencari urutan 2019-nCoV pada ular yang dijual di pasar ini menjadi hal yang harus dilakukan.
Sejak ada wabah virus Corona baru, pasar di Wuhan ini telah ditutup dan didesinfeksi, yang membuat peneliti sulit untuk menelusuri hewan sumber penularan virus baru tersebut.
Pun sampai saat ini Pemerintah China belum secara resmi menyebut sumber virus ini.
Baca Juga: 2 Cara Membersihkan Peralatan Bayi Yang Benar, Orangtua Wajib Tahu
Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menggelar pertemuan membahas status virus baru pada Rabu lalu.
Seusai pertemuan itu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan, ia membutuhkan lebih banyak informasi mengenai virus baru dan menyebarkannya sebelum dapat menyetujui wabah itu merupakan darurat kesehatan global.
“Ini adalah tantangan yang berkembang dan kompleks. Keputusan tentang perlu atau tidak, darurat, internasional, diambil dengan sangat serius, Keputusan ini hanya saya siapkan dengan persetujuan yang tepat,” kata Ghebreyesus. Rapat darurat bertemu lagi dalam waktu dekat.
Perkembangan terbaru, virus korona baru ini telah menginfeksi sebanyak 444 orang di Provinsi Hubei saja dan jumlah korban telah meningkat dari 9 menjadi 17 orang.
Ada di Indonesia
Kota-kota besar, termasuk Beijing, Shanghai, dan Chongqing juga memiliki pelaporan kasus-kasus, juga provinsi-provinsi di Tiongkok timur laut, tengah, dan selatan.
Baca Juga: Kesemutan dan Kebas Pada Pasien Diabetes Dapat Dicegah Dengan Vitamin B
Bagaimana dengan di Indonesia?
Mengingat ada sebagian masyarakatnya menyukai makanan seperti ular tersebut.
Malah di pasar Ektrim Tomohon, bisa jadi mirip dengan pasar di Wuhan yang telah ditutup.
Di sana, di pasar Ektrim Tomohon dijual aneka bahan makanan hewan liar.
Di pasar Ektrim Tomohon dengan mudah kita bisa membeli hewan ular, kelelawar, biawak, tikus hutan, anjing, kucing, babi hutan, yang siap diolah menjadi makanan yang disukai.(*)
#berantasstunting