Find Us On Social Media :

Korban Jiwa Makin Bertambah Dua Kali Lipat, Peneliti Sebut Virus Corona Dapat Dibunuh dengan 2 Cara Ini

Gambar virus corona, indah tapi mematikan. Ratusan orang sudah tewas karena sebaran virus ini di Wuhan, China.

GridHEALTH.id -  Usai menelan 107 orang koban jiwa (dua kali lipat dari jumlah orang meninggal sebelumnya) dari 17 negara, baru-baru ini para penliti menyebut bisa mengendalikan penyebaran virus corona.

Li Lanjuan, Direktur Laboratorium Kunci Negara untuk Diagnosis dan Perawatan Penyakit Menular menyebutkan bahwa virus corona dapat dibunuh dengan mudah.

Baca Juga: Gejalanya Mirip Flu, Dokter Sebut Penerima Vaksin Influenza Dapat Terhindar dari Virus Corona

Melansir World of Buzz, Li Lanjuan mengklaim telah mempelajari virus Wuhan dengan Zhong Nanshan, ilmuwan pertama yang menemukan sindrom pernapasan akut yang parah (SARS) yang menguasai dunia pada tahun 2002.

Menurut Li Lanjuan, yang merupakan epidemiologis yang sangat berpengalaman, virus corona Wuhan yang saat ini menyebar di seluruh dunia, sebenarnya dapat dibunuh.

Baca Juga: Telan 82 Korban Jiwa, Pejabat Pemerintah Wuhan Dinyatakan Meninggal Dunia Akibat Virus Corona

Meski virus corona ini tergolong jenis virus baru, yaitu Novel Coronavirus (2019-nCoV), namun kabarnya virus ini belum bisa diobati.

Namun, berdasarkan studi tim, terungkap bahwa virus corona tidak dapat bertahan hidup pada suhu di atas 57 °C dan akan mati di lingkungan seperti itu dalam 30 menit.

Sebuah penelitian dai tahun 2010 yang diterbitkan dalam Applied and Environmental Microbiology menunjukkan bahwa inkubasi virus corona memang lebih cepat pada suhu 4-20 °C.

Dalam suhu tersebut, virus corona dapat bertahan selama 5 hingga 28 hari.

Baca Juga: 3 Kelompok Ini Perlu Waspada Karena Rentan Terkena Virus Corona

Penelitian ini pun mecoba menonaktifkan virus di suhu 40 °C, dan hasilnya virus berhasil tidak aktif lagi.

Sayangnya, jika suhu dan kelembapan kembali dalam suhu normal, virus bisa kembali berkembang biak di udara.

Terlepas dari itu, Li Lanjuan juga menyebut ada cara lain untuk membunuh virus corona.

Dengan campuran alkohol seperti eter atau ethanol 75%, desinfektan dan asam peroksiasetik yang mengandung klorin juga terbukti sangat efektif dalam memberantas virus corona.

Sebuah penelitian di tahun 2012 yang didukung olah French Ministry for Education and Research dan The French National Scientific Research Center menyebutkan bahwa cairan desinfektan yang mengandung alkohol kemungkinan dapat membunuh virus corona dan SARS.

Baca Juga: 4 Makanan Minuman Anti Racun Saat Keracunan, Segera Dikonsmsi Sebagai Langkah Pertolongan Pertama

Namun perlu diperhatikan lebih lanjut, bahwa cairan desinfektan yang mengandung alkohol memiliki efek samping bagi kesehatan manusia.

Misalnya ethanol yang dapat menyebabkan seseorang mengalami berbagai gangguan kesehatan seperti tekanan darah rendah (hipotensi), gula darah rendah (hipoglikemia), mual dan muntah, hingga buang air kecil berlebihan.

Sedangkan menurut Departmen of Health, New York State menyebutkan bahwa kandungan asam peroksiasetik dan klorin dapat menyebabkan iritasi pernapasan makin memburuk, mengi, sulit bernapas, sakit tenggorokan, batuk, sesak dada, iritasi mata, hingga iritasi kulit.

Baca Juga: Pemerintah China Berjibaku Atasi Virus Corona, Obat HIV/AIDS pun Ikut Dipakai Sebagai Alternatif Pengobatan

Sementara angka kematian virus ini tentu saja meningkat dan jumlah pasien meningkat dengan kecepatan yang mengkhawatirkan, tingkat kematian yang sebenarnya (kemungkinan benar-benar meninggal akibat penyakit ini) hanya sekitar 40% hingga 50%, yang jauh lebih rendah pada dibandingkan dengan flu burung H7N9.

Meski begitu, menurut WHO menyebutkan perlu waktu bertahun-tahun untuk menguji coba pengobatan virus corona yang disarankan tersebut. (*)

 #berantasstunting