Find Us On Social Media :

Petugas Medis Ini Ditemukan Meninggal Dunia Setelah Berjuang Memerangi Virus Corona, Penyebabnya Tak Terduga

ILUSTRASI - Song Yingjie, petugas medis yang meninggal dunia akibat kelelahan bekerja menangani virus corona.

GridHEALTH.id - Penyebaran virus corona di Wuhan, China telah banyak memakan korban jiwa.

Dimana korban jiwa akibat virus corona dari Desember 2019 sampai kemarin, Rabu (5/1/2020) hampir mencapai angka 500 orang.

Terbaru seorang petugas medis harus meninggal dunia setelah pingsan karena kelelahan bekerja menangani pasien virus corona.

Baca Juga: Benarkah Obat Flu Oseltamivir Sembuhkan Pasien Virus Corona di Thailand?

Meski penyebab kematian petugas medis tersebut bukan virus corona, tapi itu menunjukan angka kematian diluar virus corona pun juga tak kalah mengkhawatirkan.

Dilansir Suar.id dari The paper, petugas medis tersebut diketahui bernama Song Yingjie seorang apoteker muda yang baru berusia 28 tahun.

Berikut Kronologis Kelelahan yang Dialaminya

Song merupakan wakil pemimpin kelompok farmasi di sebuah pusat kesehatan di daerah Henshang dan bergabung dengan tim yang ditempatkan di Yuelin Expressway.

Meski ia baru mulai bekerja tanggal 25 Januari 2020, tapi Song sangat bekerja keras selama 10 hari terakhir dalam mendistribusikan pasokan medis ke rekan-rekannya.

Baca Juga: Jadi Obat Pereda Nyeri, Aspirin Miliki 7 Manfaat untuk Perawatan Kecantikan, Mau Coba?

Nahas, pada tanggal 3 Februari setelah menyelesaikan shift jam 12 malam untuk beristirahat Song ditemukan rekan-rekannya di asrama dalam keadaan meninggal dunia.

Pihak berwenang pun masih menyelidiki kasus tersebut, namun kuat dugaan ia meninggal dunia akibat kelelahan karena terlalu banyak bekerja.

Baca Juga: 3 Kelebihan Bandeng dari Ikan Lainnya, Tapi Tidak Dianjurkan Dikonsumsi Setiap Hari, Lo Kok?

Sebelumnya juga sempat diberitakan seorang dokter bernama Jiang Jijun harus meninggal dunia setelah merawat pasien terjangkit virus corona.

Dokter tersebut diduga meninggal dunia karena serangan jantung ketika merawat orang yang menderita wabah misterius ini.

Melihat kejadian tersebut, terlalu banyak bekerja memang faktanya akan membuat tubuh menjadi kelelahan parah dan bisa menimbulkan banyak masalah kesehatan.

Baca Juga: Ingin Terlihat Awet Muda? Coba Lakukan Perawatan Wajah Ini selama 90 Menit di Rumah

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyakit kardiovaskular, gangguan muskuloskeletal, gangguan psikologis, bunuh diri, serangan jantung, hingga kanker bisa terjadi ketika seseorang kelelahan karena bekerja.

Sedangkan gangguan fungsi kekebalan tubuh adalah masalah kesehatan utama akibat terlalu banyak bekerja.

Selain itu, beberapa peneliti sempat melakukan survei terhadap 11 ribu individu dengan fenomena kelelahan atau burnout.

Mereka kemudian meneliti perkembangan kondisi atrial fibrilasi atau gangguan irama jantung responden selama 25 tahun.

Baca Juga: Penelitian Temukan Virus Corona dalam Kelelawar Buah di Indonesia dan 5 Virus Berbahaya bagi Tubuh Manusia

Secara mengejutkan, mereka yang memiliki rasio burnout tinggi juga memiliki risiko perkembangan atrial fibrilasi yang tinggi.

Menurut penemuan yang dipublikasikan melalui European Journal of Preventive Cardiology itu, atrial fibrilasi menyebabkan denyut jantung yang lebih cepat yang tidak menentu dan bisa menyebabkan stroke, penggumpalan darah, dan komplikasi lainnya yang bisa berujung kematian.

Penulis studi, Parveen K. Garg dari University of Southern California di Los Angeles melalui siaran persnya menjelaskan, kelelahan vital atau sindrom burnout biasanya disebabkan oleh stres kronik atau berat di tempat kerja atau rumah.

Baca Juga: 5 Fakta Roti Tawar yang Tersembunyi, Merugikan Kesehatan jika Selalu Menjadi Menu Sarapan dan Makan Malam

Parahnya, gejala kelelahan atau burnout ini terkadang tidak terdeteksi sehingga akhirnya bisa berakibat fatal sampai kematian.

Hal ini didukung oleh laporan dari NCBI, kelelahan berlebihan bisa menjadi sebab kematian mendadak yang dikaitkan dengan rasa tegang yang berkepanjangan selama bekerja atau penyakit jantung.

Lalu, sebuah studi yang diterbitkan pada 2014 oleh jurnal Psychosomatic Medicine mengatakan mereka yang memiliki jenis pekerjaan tinggi memiliki peluang 45% lebih tinggi terkena diabetes dibandingkan mereka yang memiliki jenis pekerjaan yang rendah.

Baca Juga: Allan Wangsa Meninggal Akibat Gagal Ginjal Stadium 4, Tahap Ini Harusnya Sudah Diperbolehkan Mendapat Donor Ginjal

Selain virus corona, kondisi kelelahan itu juga tentu perlu diwaspadai para petugas medis di Cina yang bekerja menangani wabah tersebut.

Dimana Komisi Kesehatan Nasional Cina disebut telah membentuk enam tim medis yang berjumlah 1.230 staf medis untuk membantu menangani masalah tersabut.

Dalam video dari dalam rumah sakit Cina yang tersebar menunjukkan pasien berdesakan di koridor yang penuh sesak dan terbaring di lantai.

Baca Juga: 6 Masalah Kesehatan yang Bisa Terjadi Jika Tidur Berlebihan, Salah Satunya Depresi

Bandara global telah meningkatkan penyaringan penumpang dari China, meskipun beberapa orang mempertanyakan nilainya.

China mengatakan virus telah bermutasi dan dapat ditularkan melalui kontak manusia, sebagian besar mempengaruhi yang memiliki kekebalan tubuh rendah dan tua.(*)

 

 #berantasstunting