Find Us On Social Media :

Seiring Gencarnya Berita Virus Corona Wuhan, Tetiba Saja Harga Bawang Putih di Jakarta Tembus 50 Ribu Rupiah

Menddak harga bawang putih meroket. Tembus Hampir Rp.50 Ribu!

GridHEALTH.id - Wow, harga bawang putih kini merekot.

Kini harga bawang putih sudah sampai 50 ribu rupiah!

Baca Juga: Virus Corona n-CoV 2019 Sulit Masuk dan Hidup di Indonesia, Beruntunglah Hidup di Iklim Tropis yang Kaya Sinar Matahari

Meroketnya harga bawang putih seiring dan beriringan dengan gencarnya pemberitaan wabah virus corona Wuhan, China.

Karenanya banyak berita yang beredar di Indonesia yang menyatakan jika bawang putih bisa megobati juga menangkal virus corona.

Hemm.. apakah betul demikian? Bagaimana caranya?

Baca Juga: Virus Corona Wuhan Belum Jelas Apakah Mematikan dan Penyebarannya Seagresif SARS yang Juga Berasal dari China, atau Sama Seperti Flu Biasa

Apakah sama dengan yang di film-film vampire Hongkong? Para dukunnya menggunakan bawang putih untuk menghalau vampire.

Jika memang demikian, permintaan bawang putih terus meningkat, dan karenanya harga bawang putih menjadi selangit.

Harga Bawang Putih Meroket Berhubungan dengan China

Baca Juga: Virus Corona Mengguncang Dunia, Pabrik Vaksin Satu Ini Nilai Sahamnya Melonjak Hingga 10,42 persen dan Mendapat Dana Segar Sebesar 56 Juta Dollar AS

Baca Juga: Virus Corona Diduga Senjata Pemusnah Massal yang Bocor, Jika Benar Bisa Membunuh Sekaligus 65 Juta Nyawa!

Harga bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, mengalami kenaikan, Senin (3/2/2020). 

Berdasarkan penelusuran Kompas.com di Pasar Induk Kramat Jati, harga bawang putih kini Rp 42.000 per kilogram. 

Normalnya, harga bawang putih Rp 38.000 per kilogram.

Usut punya usut, ternyata bawang putih bisa mengobati dan cegah virus corona positif hoax alias bohong.

Dan ini sudah dikonfirmasi oleh pemerintah, Klik di Sini.

Baca Juga: Virus Corona, Gambarnya Indah Tapi Mematikan, Awalnya Menular Hanya di antara Hewan

Tapi naiknya harga bawang putih hingga 50 rupiah ini memang ada hubungannya dengan China dan virus corona yang mewabah di sana.

Melansir Sajiansedap.com, Kepala Pasar Induk Kramat Jati Agus Lamun mengatakan, kenaikan harga bawang putih terjadi karena pasokan bawang putih impor dari negara pemasoknya, China berkurang. 

"Kenaikan harga akibat jumlah pasokan yang berkurang pasokan normal dan ideal. Pasokan tidak seperti biasanya, cenderung sedikit. Sebabkan kenaikan harga. Bawang tergantung impor dari China. Berharap pemerintah kendalikan lagi impor bawang putih," kata Agus saat dikonfirmasi, Senin.

Menurut Agus, diduga terdapat pembatasan impor bawang putih dari China akibat efek dari isu virus corona. 

Baca Juga: Virus Corona, Ini Tanda Orang Terinfeksi dan Cara Pencegahannya

Baca Juga: Ini Risiko yang Bikin Millen Cyrus Ogah Operasi Ganti Kelamin

"Bawang putih diimpor dari China. Isu di sana ada berkembang kendala (Virus) corona. Kemungkinan terjadi pembatasan impor dari China," ujar Agus.

Agus menjelaskan, biasanya stok bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati sekitar 16 ton.

Namun, hari ini hanya tersisa 4 ton.  "Biasanya pasokan bawang putih 30 sampai 40 ton per hari untuk kebutuhan Jakarta," ujar Agus.

Virus dengan Kerugian Terbesar

Baca Juga: RIP, Dokter 'Whistleblower' Kasus Virus Corona Pertama Kali Akhirnya Jadi Korban

Beberapa perusahaan telah menutup tokonya di China seperti Samsung, Apple, hingga Google. Mengutip LearnBonds, wabah virus corona menjadi epidemi paling mahal di dunia dalam 20 tahun terakhir.

Virus dengan kerugian terbesar Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh LearnBonds, virus corona, yang paling banyak menginfeksi di China, diproyeksikan menghabiskan dua persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara pada kuartal pertama tahun 2020.

Adapun persentase tersebut senilai 62 miliar dollar AS atau sekitar Rp 847,21 triliun.

Dengan perhitungan ini, diperkirakan dampak terhadap PDB global dapat lebih tinggi.

Wabah ini juga kemungkinan bisa membahayakan pertumbuhan China karena sebagian besar aktivitas usaha dihentikan.

Baca Juga: Pare Buah Pahit Tapi Disukai Penderita Diabetes, Ini Alasan Ilmiahnya

Baca Juga: Menkes Terawan Akui Terdapat WNA yang di Observasi di Pulau Natuna Pasca Evakuasi Dari Wuhan

Jika virus tidak dapat dikendalikan, situasi serupa dapat terjadi di bagian lain dunia.

Saat ini, China memprioritaskan pengelolaan virus ini.

Pemerintah mengalokasikan sekitar 12,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 175,17 triliun untuk pemeriksaan medis dan peralatannya.

Baca Juga: 2 Kali Mati lalu Hidup Kembali Pernah Dialami Connie Constantia, Dirinya Menyaksikan Sendiri Tubuhnya Dikubur

Di tempat lain, bank-bank terkemuka menurunkan suku bunga untuk bisnis-bisnis kecil dan individu-individu di wilayah-wilayah yang paling terdampak virus seperti di Provinsi Hubei.

Virus corona juga diproyeksikan menjadi epidemi yang paling banyak menelan biaya jika dibandingkan dengan wabah penyakit lain, termasuk ebola, flu babi, atau lainnya dalam dua puluh tahun terakhir.(*)

#berantasstunting