GridHEALTH.id – Bermain dan bercanda merupakan hal yang wajar dilakukan anak-anak.
Namun, bermain dan bercanda tentunya harus tetap dalam batas aman dan tidak berbahaya.
Baru-baru ini beredar sebuah video yang berisi tiga remaja laki-laki berseragam sekolah melakukan permainan berbahaya.
Dalam video yang berdurasi 4 detik itu, awalnya kedua remaja laki-laki di sebelah kiri dan kanan melompat bersamaan.
Baca Juga: Studi : Berat Badan Lebih Banyak Turun dengan Tidur Daripada ke Gym
Kemudian, seorang remaja lelaki yang berdiri di tengah melompat setelahnya.
Namun, ketika tiba gilirannya melompat, kedua remaja di sebelah kiri dan kanannya menjegal kakinya hingga ia terjatuh dengan keras.
Hal itu terbukti dari bunyi benturan tubuhnya terhadap lantai yang dapat didengar jelas.
Bahkan, teman-teman sekolah yang menyaksikan kejadian tersebut di belakang mereka sampai berteriak kaget. Sungguh bukan tindakan terpuji dan mesti mendapat koreksi.
Hati-hati, kejadian yang menimpa remaja tersebut bisa saja berakibat fatal karena berisiko cedera tulang ekor, tulang belakang, juga kepala.
Menurut WebMD, cedera tulang ekor mengakibatkan rasa sakit dan ketidaknyamanan di daerah tulang ekor, kondisi ini disebut coccydynia.
Baca Juga: Usia 75 Tahun Kakek di Purbalingga Ini Baru Disunat, Prosesnya Sampai 30 Menit
Tulang ekor adalah struktur tulang berbentuk segitiga yang terletak di bagian bawah lajur tulang belakang.
Tulang ekor terdiri dari tiga hingga lima segmen tulang yang ditahan oleh persendian dan ligamen.
Cedera tulang ekor dapat menyebabkan memar, urai sendi, atau patah tulang ekor.
Lalu menurut Mayo Clinic, cedera sumsum tulang belakang dapat menyebabkan masalah sirkulasi darah sehingga meningkatkan risiko mengalami pembekuan darah.
Baca Juga: Cedera Tulang Ekor Lebih Sering Terjadi Pada Wanita Akibat Posisi Persalinan yang Salah
Penurunan berat badan dan atrofi otot sering terjadi segera setelah seseorang mengalami cedera tulang belakang yang menyebabkan mobilitasnya terbatas.
Kemudian menurut NHS, cedera kepala yang parah dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama karena dapat menyebabkan kerusakan otak yang terkadang bisa sampai permanen.
Jika tengkorak retak karena cedera kepala, seseorang mungkin memiliki risiko lebih besar terkena infeksi.
Tengkorak patah kadang-kadang dapat merobek membran (lapisan sel tipis) yang mengelilingi otak. Jika ini terjadi, bakteri dapat memasuki luka dan menyebabkan infeksi.
Cedera kepala juga bisa menyebabkan gegar otak, kondisi gangguan kesadaran seperti koma, hingga risiko epilepsi.
Dari kejadian ini, semoga anak-anak semakin menyadari akan bahayanya candaan yang keterlaluan.
Baca Juga: Nekad Tak Pakai Masker, Mantan Binaragawan Jadi Korban Virus Corona
Orangtua pun diharapkan agar lebih tegas memperingatkan anak-anak agar tidak meniru perilaku dalam video tersebut. (*)
#berantasstunting