GridHEALTH.id – Pernahkan membayangkan bagaimana rasanya menjadi seseorang dengan kepribadian ganda?
Atau, pernahkah membayangkan bagaimana jika menikah dengan seseorang berkepribadian ganda?
Baca Juga: 3 Manfaat Keramas dengan Campuran Shampo dan Garam, agak Aneh tapi Bikin Ketagihan
Kebanyakan orang pasti akan menganggap itu sulit dan lebih memilih untuk menghindarinya, namun tidak dengan pria bernama Yoandi Arief Pratama ini.
Pria berumur 26 tahun tersebut memutuskan untuk menikahi sang istri, Anastasia Wella, dan siap mencintai apa adanya termasuk kepribadiannya yang lain.
Yoandi menikah dengan Wella pada tahun 2018.
Wella adalah wanita yang menderita dissociative identity disorder (DID) yang juga disebut multiple personality disorder atau kepribadian ganda.
Tidak hanya dua atau tiga kepribadian, ternyata Wella memiliki 9 kepribadian berbeda.
Bahkan Wella sempat punya 7 KTP dengan berbagai identitas lain.
Pertemuan Yoandi dan Wella berawal karena kegemaran yang sama, yaitu sepakbola.
Mereka berdua adalah pendukung tim sepak bola Persebaya Surabaya alias Bonek.
Tapi keduanya bukan bertemu di Tribun penonton, melainkan di grup WhatsApp Bonek Mania.
Baca Juga: 4 Payudara yang Dimiliki Phoebe Ellis Membuat Hidupnya Merana dan Hampir Bunuh Diri
“Awal ketemu Wella dulu pada tahun 2016 di salah satu grup WhatsApp elemen supporter gitu, Bonek Mania,” ungkap Yoandi seperti dikutip dari Kanal Youtube Narasi Stories yang berjudul “Hidup dengan 9 Kepribadian” yang diunggah pada 20 November 2019.
Kemudian mereka pun mulai saling mengenal dengan perlahan-lahan.
Yoandi mengaku bahwa pendekatannya dengan Wella berawal dari “modus” dengan meminta video call.
“Saya tolakin terus,” kata Wella sambil tertawa.
Namun, Yoandi tidak menyerah dan justru makin ingin memahami Wella.
Saat itu, dia belum mengetahui apa yang dialami Wella.
Yang dia tahu hanya beberapa kejadian yang menurutnya aneh, seperti tiba-tiba berganti kepribadian.
Namun, Yoandi menyatakan bahwa ia menikahi Wella bukan karena rasa kasihan.
“Tahu Wella seperti itu bukan karena rasa kasihan, kalau karena kasihan kita ga ikhlas,” ujar Yoandi.
Bagi Yoandi, teman atau pasangan yang dimiliki itu harus selalu didukung supaya dia bisa melewati penyakitnya.
Baca Juga: Kanker Paru Disebabkan Virus? Ikuti Tips dari Indro Warkop dan Melly Goeslaw untuk Menangkalnya
Ketika Wella mulai berganti karakter, yang Yoandi lakukan ialah menenangkan dirinya sendiri terlebih dahulu.
“Karakter tersebut diajak ngobrol dulu sampai paham, baru kita tahu apa yang dia minta,” jelas Yoandi.
Dari 9 kepribadian istrinya, hingga kini Yoandi baru hanya melihat 2 karakter yang muncul.
“Cuma anak kecil, terus yang bisa mengaji itu Bilqis (nama karakter Wella yang lain). Yang menyita emosi paling ya itu, yang anak kecil itu. Waktu dia jadi anak kecil, dia minta boneka, subuh-subuh minta boneka.”
Baca Juga: Anti Mainstream, Ibu Muda Usia 19 Tahun Melahirkan di Hingar Bingar Kelab Malam
Tidak hanya Yoandi, Wella juga memiliki sahabat yang pernah menemui karakter dirinya yang lain.
Angga Maulana, sahabat Wella, mengaku bahwa sosok karakter lain dari Wella yang pertama kali dia temui bernama Naura.
Baca Juga: 4 Tanda Bayi Cerdas, Penelitian di Inggris Sebutkan Kepala Besar Indikasi Cerdas
Angga Maulana mengungkapkan bahwa karakter Naura ini adalah sosok yang sangat galak.
Menurut Aenea Marella, seorang Psikolog, DID sendiri adalah gangguan di mana seseorang mengalami keterpisahan antara pikiran, perasaan, dan tindakan.
Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk semua caregiver, termasuk Yoandi, adalah mengedukasi diri sendiri tentang gangguan tersebut.
“Jadi, dia menjadi caregiver bagi orang yang DID. Dia perlu mencari tahu DID itu gangguannya seperti apa? Ciri-cirinya bagaimana? Apa yang dialami oleh orang yang mengalami DID,” ujar Aenea Marella.
Baca Juga: MSG Aman Dikonsumsi tak Terkecuali oleh Anak, Asal Dosis Pemberiannya Tepat Sesuai Berat Badan
Selain itu, caregiver juga perlu mencari tahu faktor-faktor risiko apa yang berpotensi menimbulkan kekambuhan atau timbulnya gejala-gejala dari gangguan tersebut, dan faktor-faktor protektif apa yang bisa diupayakan untuk mengurangi terjadinya kekambuhan.
“Setelah itu, penting juga bagi caregiver untuk memahami cara-cara pengelolaan stres atau pengelolaan masalah dia sendiri, karena menjadi caregiver kan stressful.”
“Karena merawat diri sendiri itu juga menjadi sama pentingnya dengan merawat orang yang mau kita jaga,” ujar Aenea Marella.
Wella mengungkapkan bahwa Yoandi sendiri pernah menyerah dan lelah menghadapi dirinya.
“Dia pernah menyerah, dia lelah menghadapi saya dan bagi saya itu wajar sebagai caregiver. Tapi ternyata hal itu ga berlangsung lama.”
“Yang membuat aku yakin, ternyata setelah dia tahu aku punya gangguan jiwa dan mental, dia ga serta merta ninggalin aku,” ungkap Wella.
Baca Juga: 5 Manfaat Cokelat bagi Kesehatan Ibu Hamil dan Janin yang Dikandungnya
Di samping penyakit yang dialami sang istri, Yoandi pun juga melihat banyak kelebihan yang Wella miliki.
“Kalau harapan saya sama Wella sih hanya satu, jangan pernah lelah. Setiap masalah itu jangan terlalu dipikirkan, tetapi dijalani,” tandasnya.(*)
Baca Juga: 5 Cara Efektif Mengontrol Kolesterol Agar Tak Berlebih di Dalam Tubuh
#berantasstunting