Find Us On Social Media :

Ciri Gangguan Kepribadian, Aksi Pengendara Banting Sepeda Motor Saat Ditilang Polisi Kembali Viral

Aksi viral pengendara yang membanting motornya sendiri saat ditilang polisi.

GridHEALTH.id - Aksi pengendara sepeda motor yang mengamuk saat ditilang polisi kembali viral di media sosial.

Kali ini kejadian mengenaskan tersebut terjadi di Kota Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau.

Diketahui video yang diunggah akun instagram @seputarinhu itu memang menunjukan seorang pria mengenakan baju batik sedang memarahi salah satu petugas kepolisian lalu lintas.

Bahkan di pertengahan video pria tersebut tampak marah-marah sambil mengangkat sepeda motor yang kemudian membantingnya ke aspal.

"Ini ambil (sepeda motornya). Itu banyak yang tak pakai helm kenapa tak kalian tilang. Razia apa ini," kata sang pengendara motor yang emosi.

Baca Juga: Viral Pria Ngamuk Rusak Motor & Bakar STNK Saat Ditilang; Hancurkan Barang Saat Marah Akibat Hal Sepele Bisa Jadi Tanda Idap Penyakit Ini!

Namun ketika petugas hendak meraih sepeda motor itu, pria tersebut malah melarangnya.

"Jangan pegang-pegang. Saya gak punya uang," katanya sambil mendorong tangan petugas.

Anggota polisi tersebut tampak tenang menghadapi pria yang sedang emosi itu.

Namun, pria tersebut tetap saja marah-marah ke petugas.

Baca Juga: Meski Belum Ada Korban,  Survei Inggris Tempatkan Warga Indonesia Tercemas Virus Corona

Sampai akhirnya datang seorang anggota Satpol PP dan seorang pria mengamankan pria pengendara sepeda motor yang mengamuk tersebut.

Melihat kejadian tersebut, dilansir dari Kompas.com orang yang tidak bisa mengendalikan amarahnya serta selalu menuduh orang sekitarnya sebagai penyebab masalah, bisa jadi orang ini mengalami gangguan kepribadian antisosial.

Baca Juga: Remaja Asal Jogja Gosong Tersambar Petir di Kamarnya Akibat Bermain Ponsel Saat Hujan Lebat

Gangguan kepribadian antisosial merupakan kepribadian yang cenderung menyalahkan orang atas semua masalah yang terjadi pada dirinya.

Kemudian mengintimidasi orang sekitarnya tanpa menyesali kelakuannya ini.

Ciri yang paling parah adalah tidak bisa mengendalikan amarah yang meledak-ledak.

Menurut Rita Atkinson pada buku Pengantar Psikologi 2 (1993) gangguan kepribadian seperti ini biasanya muncul pada masa remaja dan dapat berlangsung sepanjang hidup. Tetapi gangguan kepribadian berbeda dengan gangguan jiwa.

Gangguan kepribadian masih bisa bekerja, tetapi gangguan jiwa tidak bisa bekerja.

Gangguan kepribadian lainnya di antaranya adalah schizotypal, schizoid, paranoid, borderline, narcissistic, histrionic, dependent, avoidant, obsessive compulsive, explosive, progressive.

Menurut penelitian pakar anger management Jerry Deffenbacher Ph D, orang yang terlahir mudah marah biasanya karena pengaruh genetik dan faktor sosiokultural (budaya) yang diperoleh dari proses belajar.

Baca Juga: Studi : Glukosamin Tidak Membantu Pengobatan Osteoarthritis

Sementara itu, dilihat dari psikologi medis gangguan marah yang meledak-ledak lebih dikenal dengan Intermittent Explosive Disorder atau IED.

Gangguan ini ditandai dengan ledakan amarah hingga mengakibatkan serangan serius dan atau perusakan barang-barang secara sengaja.

IED biasanya dimulai pada akhir masa kanak-kanak atau remaja dan gangguan ini dapat ditemukan pada 2,7% dari populasi umum.

Sebagian besar pasien adalah pria muda dan riwayatnya sering melibatkan kecelakaan lalu lintas, pelanggaran bergerak, dan mungkin impulsif seksual.

Baca Juga: Ilmuwan Akhirnya Umumkan Obat Ini Sebagai Obat Manjur Virus Corona

Tetapi, untuk seseorang dapat didiagnosis dengan IED, ia harus menunjukkan agresi verbal atau fisik terhadap properti, hewan, atau orang lain, kira-kira dua kali seminggu untuk jangka waktu tiga bulan.

Seseorang juga dapat didiagnosis dengan IED jika mereka memiliki tiga ledakan agresif hingga mengakibatkan kerusakan pada properti atau serangan fisik yang melibatkan cedera dalam periode 12 bulan.

Secara umum, ledakan amarah berlangsung kurang dari 30 menit dan bersifat impulsif, tidak direncanakan.

Baca Juga: Bantahan Pihak Perusahaan yang Dituduh Produksi Masker Tak Steril Bahkan Sampai Terinjak-injak

Jadi, yang dapat dilakukan untuk mengurangi gangguan ini adalah perawatan yang melibatkan pengobatan atau terapi.

Studi menunjukkan bahwa pasien dengan gangguan kemarahan intermiten bisa dikurangi dengan mengonsumsi obat antidepresan, anti-anxiety dalam benzodiazepine, antikonvulsan, dan obat golongan antimood stabilizers.

Namun yang paling penting adalah konsultasikan masalah ini dengan psikiater.(*)

Baca Juga: Bahaya Kosmetik Palsu yang Dijual Online, Polisi Gerebek Pabrik di Bandung

 #berantasstunting