Find Us On Social Media :

Korban Susur Sungai Jadi 9 Orang, Para Siswa Saling Tolong Menolong Selamatkan Anggota Pramuka Lainnya dari Terjangan Arus

Korban susur sungai menjadi 9 orang, 1 belum ditemukan

GridHEALTH.id - Kegiatan susur sungai di Sempor, Slemann, Yogyakarta kini masih terus menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat.

Bagaimana tidak, sebanyak 249 siswa SMPN 1 Turi yang tengah mengikuti kegiatan susur sungai terbawa arus.

Baca Juga: Harta Benda Ludes, Hanyut dan Hilang Akibat Banjir, Psikiater Ingatkan Bahaya Depresi

Belum lama ini, menurut pantauan Kompas.com, setidaknya ada korban jiwa yang kembali ditemukan oleh tim SAR.

Tim SAR gabungan berhasil menemukan dua korban siswa yang hanyut di Sungai Sempor.

Hingga kini, setidaknya ada 9 siswa yang ditemukan tak bernyawa oleh tim SAR.

Baca Juga: Kunjungi Makam Ashraf Sinclair Setiap Hari, BCL Akui Trauma Tidur di Kamarnya Usai Lihat Mulut Suaminya Berbusa

Namun dibalik kisah yang meregang maut, rupanya ada kisah perjuangan para siswa ini untuk menyelamatkan diri.

Salah satu siswa SMP Negeri 1 Turi yang menjadi peserta susur sungai, Ahmad Bakir, menceritakan kronologi yang merenggut 9 nyawa temannya itu.

"Berangkat dari sekolah ke Kali Sempor itu sekitar jam 15.00 WIB," ujar Ahmad Bakir, dikutip dari Kompas.com, Jumat (21/2/2020).

Baca Juga: Khasiat Rendaman Kunyit Bagi Perokok, Turunkan Risiko Paru dan Jantung Rusak

Siswa kelas 8 ini menyampaikan, saat berangkat dari sekolah kondisi hujan deras.

Namun, ketika sampai di Sungai Sempor, hujan mulai reda.

"Kegiatannya itu susur sungai. Saat reda kita turun ke sungai," katanya.

Awalnya, saat mulai susur sungai, Bakir berada di paling belakang.

Namun, perlahan mendahului hingga berada di depan.

Baca Juga: Acara Makan Bersama Daging Anjing Berujung 32 Orang Alami Keracunan, Penjual: Anjing Itu Galak, Sering Dibawa Berburu Babi Hutan

Menurut dia, kedalaman air saat susur sungai bervariasi, ada yang sekitar 50 sentimeter dan ada pula yang mencapai satu meter.

Setelah beberapa saat menyusuri sungai, ratusan siswa tersebut sempat diguyur hujan gerimis.

"Enggak terasa, tiba-tiba air datang," ucapnya.

Bakir menuturkan, saat banjir datang kebetulan, ia sudah berada di atas bibir sungai bersama temannya, Danu Wahyu.

"Kalau yang hanyut saya tidak tahu, tapi ada yang tenggelam sempat ditolong teman saya (Danu)," bebernya.

Mengetahui kejadian itu, Bakir pun lantas berteriak agar teman-temannya tetap berpegangan yang erat pada sebuah kayu.

Baca Juga: Belum Usai Masalah Virus Corona, China Digempur Miliaran Belalang yang Bisa Sebabkan Kematian

Selain itu, ia juga meminta teman-temannya tidak panik.

"Yang di tengah itu panik, terus saya teriak agar jangan panik. Kalau panik kan makin susah," ungkapnya.

Bakir yang berada di atas serentak berusaha membantu teman-temanya. Ia mencari benda yang ada di bibir sungai untuk dipergunakan menolong.

"Saya langsung cari akar yang panjang, lalu saya lempar ke teman yang di tengah. Satu-satu tarik ke pinggir, ada enam yang tadi saya tarik," katanya.

Sementara itu, Danu Wahyu, siswa kelas 8, menuturkan, saat kejadian posisinya berada di bibir sungai.

"Saya kan naik ke permukaan. Jadi posisi saya tidak di dalam sungai saat kejadian," ungkapnya.

Baca Juga: Tak Hanya Memicu Gejala Gatal, Alergi Seafood Juga Bisa Berakibat Fatal Sampai Mengancam Jiwa

Saat banjir bandang datang, lanjutnya, dia sempat melihat beberapa temannya tenggelam.

Melihat hal itu, Danu spontan langsung melompat ke dalam sungai.

"Lihat ada yang tenggelam terguling-guling, saya langsung lompat berenang. Saya tarik dua yang perempuan ke pinggir, sama satu yang (pegangan) batu di tengah (sungai)," ungkapnya.

Terlepas dari itu, dari data BPBD Kabupaten Sleman, ketujuh siswa yang berahsil diidentifikasi yaitu Sovie Aulia dari Sumberejo, Arisma dari Ngentak Tepan Bangunkerto Turi, Nur Azizah dari Kembangarum Donokerto Turi, Latifa dari Kembang Arum Donokerto Turi, Khoirunisa dari Karanggawang Girikerto Turi, serta Evita Putri dari Soprayan Girikerto Turi, dan Faneza Dida dari Girikerto Turi.

Baca Juga: Tengah Jalani Program Bayi Tabung, Istri Gilang Dirga Disebut Lakukan Aborsi, Sang Dokter Buka Suara: Induksi Persalinan

Beberapa dari siswa tersebut sudah diambil keluarganya dan dimakamkan.

Kini, tim SAR pun masih terus melakukan penyisiran guna mencari satu orang siswa yang belum ditemukan. (*)