Find Us On Social Media :

Panik Virus Corona, Masyarakat Lupa Difteri Lebih Berbahaya, Banyak Anak Belum Diimunisasi

Imunisasi DPT mencegah bayi dan balita terjangkit difteri yang lebih berbahaya dari virus corona.

GridHEALTH.id – Di tengah pemberitaan soal virus corona, Menteri Kesehatan RI  Terawan Agus Putranto mengingatkan bahwa ada hal yang perlu juga mendapat perhatian yaitu difteri yang tingkat kematiannya lebih tinggi dari virus corona.

Baca Juga: Dua WNI Positif Covid-19, Kemenkes Telusuri Puluhan Peserta Dansa, Isi Pesan WA Korban Imbau Semua Memeriksakan Diri

"Angka kematian virus corona lebih rendah dibandingkan (kematian) difteri dan sebagainya. Orang rumah sakit itu sudah biasa menghadapi difteri dan virus-virus lain yang lebih ganas dan tidak pernah ribut.

Kita percaya bahwa teknik kita dalam mengatasinya, ilmu-ilmu yang sudah dibawakan, dokter-dokter sudah terbekali dengan baik,” katanya saat mengunjungi Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok (RS MKD), Senin (2/3).

 

Kendati demikian, pihaknya terus mengawasi pasien-pasien yang menderita gejala seperti batuk dan flu.

"Kita amati terus sedang berjalan. Sampai hari ini tadi pasiennnya tetap sehat dan doa kita semua mereka semua sehat sehingga melewati 5 hari lagi kita sweep.

Kalau negatif 5 hari lagi mereka boleh kembali. Jangan dijadikan public enemy nanti mereka sehat enggak bisa pulang lagi ke rumahnya kan, kasihan,"ujarnya.

Baca Juga: Bunga Citra Lestari Terus Menangis, Ini yang Terjadi Pada Tubuh Saat Ditinggal Pasangan

Kata Terawan, masyarakat justru harus saling menjaga karena imunitas tubuh lebih penting. "Kalau pikiran kita resah, hati tidak tenang, kita penuh kecurigaan, maka imunitas tubuh kita akan turun. Kalau imunitas tubuh kita turun mudah kena penyakit apa saja, ya termasuk infeksi virus," ujar Terawan.

Untuk diketahui, virus Corona atau 2019 Novel Coronavirus adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. 

Baca Juga: Tes Darah Prediksi Kematian, Sanggup Mengetahui Jika Seseorang Akan Meninggal dalam 10 Tahun Mendatang!

Pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019, virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan ke beberapa negara.

Infeksi virus Corona bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti hidung berair dan meler, sakit kepala, batuk, nyeri tenggorokan, dan demam.

Atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.

Menurut penelitian, gejala virus corona muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah terpapar virusnya.

Baca Juga: Sering Buang Gas, Lakukan Hal Ini Agar Terhindar dari Perut Kembung

 

Sementara ciri-ciri difteri kadang bisa mirip dengan sakit tenggorokan biasa. Difteri adalah penyakit akibat infeksi bakteri yang menyerang hidung dan tenggorokan.

Penyebaran dan penularan bakteri penyebab difteri ini berlangsung dengan mudah dan cepat. Itu sebabnya penting mengetahui dan mengenali ciri-ciri difteri.

Difteri umumnya menyerang anak-anak berusia di bawah 5 tahun, manula, serta sebagian orang dewasa yang belum pernah mendapatkan imunisasi difteri, gizi kurang baik atau tinggal di daerah yang lingkungannya kurang sehat.

Baca Juga: Boleh Dicoba, Begini Cara Pintar Agar Mencegah Makan Berlebih

Pengobatan difteri adalah dengan pemberian antibiotik dan suntikan antitoksin untuk menetralkan racun dari kuman difteri di dalam tubuh .

Namun, meski sudah diobati, tetap ada risiko kematian akibat difteri. Terutama difteri pada anak di bawah usia 15 tahun. 

Pada balita dan anak, imunisasi DPT (difteri, pertusis dan tetanus) merupakan imunisasi wajib untuk mencegah penyakit yang dapat diperoleh melalui program pemerintah.

Sayangnya, cakupan imunisasi ini belum 100% menyentuh anak Indonesia hingga ke pelosok. Akibatnya masih banyak bayi dan balita yang menjadi korban difteri. 

Baca Juga: Risiko Terlalu Sering Makan Daging Merah, Meski Dalam Porsi Kecil

Demikian juga pada orang dewasa yang belum pernah mendapatkan vaksinasi ini sebelumnya.  Sehingga pencegahannya, orang dewasa pun  (yang belum pernah) perlu mendapatkan vaksin ini. (*)

#berantasstunting