Find Us On Social Media :

Studi: Wanita Diabetes Aman Menggunakan Kontrasepsi Hormonal

Wanita diabetes aman menggunakan kontrasepsi hormonal untuk mengatur kehamilan.

GridHEALTH.id - Stroke dan serangan jantung jarang terjadi pada wanita dengan diabetes yang menggunakan kontrasepsi hormonal, dengan pilihan teraman adalah alat kontrasepsi (IUD) dan implan di bawah kulit. Demikian penelitian terbaru yang diungkap University of California Davis Health System.

Studi ini, salah satu yang pertama untuk mengevaluasi kontrasepsi hormonal dan hasil kesehatan pada wanita dengan kondisi kronis, harus mendorong dokter untuk memasukkan implan dan IUD dalam diskusi pengendalian kelahiran dengan pasien diabetes.

"Dokter perlu melampaui gagasan bahwa pengendalian kelahiran hanya berarti pil,” kata penulis senior studi Eleanor Bimla Schwarz, profesor kedokteran internal di UC Davis Health System, seperti dikutip dari Science Daily.

 "Ada pilihan yang aman dan efektif untuk semua wanita, termasuk mereka yang menderita diabetes."

Kontrol kelahiran yang mengandung estrogen, termasuk kontrasepsi oral, patch transdermal dan cincin vagina, mencegah kehamilan dengan menekan ovulasi.

Walaupun kontrasepsi efektif, metode ini meningkatkan risiko wanita untuk serangan jantung, stroke, dan pembekuan darah.

Baca Juga: Catat, 5 Hal Seputar Alat Kontrasepsi IUD Ini Ternyata Hanya Mitos!

Baca Juga: Belum Ada Obat Untuk Covid-19 , Tapi Banyak yang Sembuh, Ini Sebabnya

Dokter secara khusus enggan meresepkan kontrasepsi hormonal pada wanita penderita diabetes, karena orang dewasa dengan diabetes dua sampai empat kali lebih mungkin meninggal akibat penyakit jantung daripada orang dewasa yang tidak menderita diabetes.

Maka, studi ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana risiko kejadian kardiovaskular untuk wanita diabetes berbeda dengan berbagai jenis kontrol kelahiran hormonal.

Menggunakan data dari Clinformatics, database klaim kesehatan yang mencakup 15 juta orang yang diasuransikan secara komersial di seluruh AS, mereka memeriksa informasi dari tahun 2002 hingga 2011 tentang wanita usia reproduksi dengan diabetes tipe 1 atau tipe 2.

Catatan hampir 150.000 wanita dievaluasi untuk resep KB yang mengandung hormon dan terjadinya stroke, serangan jantung atau pembekuan darah, juga dikenal sebagai tromboemboli.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wanita diabetes, yaitu sebesar 72%  tidak menerima kontrasepsi resep apa pun dengan alasan kekhawatiran pada kondisi diabetesnya, meskipun mereka menginginkan perencanaan kehamilan.

"Ini mengkhawatirkan, karena wanita dengan diabetes bisa berpotensi hamil sesering wanita lain," kata ketua penelitian, Sarah O'Brien, associate professor di Nationwide Children's Hospital.

"Waktu kehamilan sangat penting untuk wanita dengan diabetes. Yang terbaik adalah merencanakan kehamilan dengan hati-hati dan memastikan bahwa diabetes berada di bawah kontrol yang baik, karena gula tinggi dapat menyebabkan peningkatan kemungkinan cacat lahir."

Baca Juga: 7 Cara Praktis dan Hemat Ini Untuk Menangkal Keriput di Wajah

Baca Juga: Nyeri Punggung Saat Hamil? Mungkin Akibat Posisi Tidur Tidak Tepat

Secara keseluruhan, kejadian tromboemboli di antara wanita dalam penelitian ini rendah, dengan 6,3 kejadian per 1.000 wanita setiap tahun.

IUD dan implan subdermal terbukti kontrasepsi yang paling aman bila dikaitkan dengan thrombosis. Sementara patch estrogen dan suntikan progestin dikaitkan dengan sedikit peningkatan risiko tromboemboli.

Baca Juga: Tes Analisis Sperma, Tes yang Membantu Pria Mengatasi Infertilitas

"Langkah selanjutnya adalah memahami cara terbaik untuk berbagi informasi ini dengan wanita yang menderita diabetes dan memastikan mereka secara konsisten ditawarkan berbagai pilihan kontrasepsi," kata Schwarz. (*)

#berantasstunting