Find Us On Social Media :

Cara Menjaring Pasien Corona Covid-19 di Indonesia Kurang Tepat, Metode KIT Lebih Efektif

Istana Perketat Protokol Keamanan, Seluruh Akses Masuk Dipasangi Thermal Scanner, Suhu Tubuh Beda 1,5 Derajat di Atas Normal Dilarang Masuk.

Seperti deteksi awal untuk menjaring pembawa Covid-19 dengan suhu yang ternyata tidaklah spesifik.

Semua yang suhu tubuhnya meninggi akan terjaring, yang berarti belum tentu semuanya disebabkan oleh virus corona.

Demikianpula sebaliknya, yang suhunya tidak meninggi, bukan berarti pasti tidak sedang membawa Covid-19.

Sebab pasien positif virus corona ada juga yang tanpa gejala sekalipun.

Dengan demikian, orang yang memperlihatkan gejala dan tanda flu (flu like symptoms) akan terjaring juga sebagai terduga Covid-19, dan itupun belum spesifik virus corona.

Bisa jadi yang tanpa gejala dan tanda juga malah masih mungkin pembawa Covid-19.

Yang lebih spesifik menjaring virus corona, bila dilakukan tes yang bisa menemukan Covid-19 yakni dengan rtRT PCR.

Baca Juga: Perjalanan Dinas hingga Tifus dan Asma yang Diduga Sebabkan Menhub Terinfeksi Corona Covid-19

Dari usap tenggorok dan hidung (swab oropharynx dan nasopharynx) bila ditemukan virusnya, maka dinyatakan positif pembawa Covid-19.

Bisa saja terjadi negatif palsu, seolah tidak sedang membawa Covid-19, padahal sudah ada virusnya.

Kesalahan bisa sebab alat periksanya, bisa juga sebab sample contoh bahan yang diperiksanya.

Kasus demikian yang tergolong kasus lolos terluput dari penjaringan, lalu beredar bebas di tengah masyarakat.

Baca Juga: Jangan Salah, Ternyata Seks Teratur Dapat Memperpanjang Umur Pria