GridHealth.id - Luka pada kulit biasanya disebabkan oleh laseri (sayatan), abrasi (gesekan), dan tusukan.
Di usia pertumbuhan, anak-anak bergerak aktif dan sering kali terjatuh sehingga menyebabkan bagian tubuhnya menjadi luka pada kulit.
Baca Juga: Nekat Jalani Operasi Alat Vital, Pria Ini Justru Alami Ereksi Permanen yang Memalukan
Pada dasarnya kulit merupakan organ tubuh terbesar dan membantu melindungi tubuh dari kuman, termasuk bakteri, jamur, dan virus yang hidup di permukaan kulit.
Ketika kulit rusak, ada risiko kuman masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi.
Jika luka menjadi semakin dalam, semakin besar, atau semakin kotor maka semakin dibutuhkan perawatan.
Baca Juga: Perlukah Suntik Vitamin C Untuk Kulit Putih? 5 Makanan Ini Solusinya
Dilansir dari kidshealth.org, dokter dan perawat memulai dengan mengevaluasi luka berdasarkan risiko infeksi:
Luka bersih
Luka bersih merupakan luka yang tidak terkontaminasi bakteri. Luka jenis ini memiliki risiko infeksi terendah, sehingga lebih mudah dirawat.
Baca Juga: Perjalanan Dinas hingga Tifus dan Asma yang Diduga Sebabkan Menhub Terinfeksi Corona Covid-19
Luka kotor atau terinfeksi
Luka kotor seperti abses, goresan atau luka dalam, atau luka tembak. Jika mengalami luka kotor, kita membutuhkan perawatan dan pemantauan khusus untuk mencegah infeksi.
Jika luka pada kulit anak mengalami infeksi biasanya akan timbul beberapa gejala, seperti:
- Muncul nanah atau cairan keruh mengalir dari luka
- Muncul jerawat atau kerak kuning telah terbentuk di luka
- Kopeng lunak yang semakin membesar
Baca Juga: Update Covid-19; Seorang Aktor Kawakan ke Luar Negeri dan Terinfeksi Corona, Begitu juga Istrinya
- Kemerahan yang meningkat terjadi di sekitar luka
- Garis merah menyebar dari luka ke jantung
- Luka terasa semakin sakit
- Luka membengkak. Nyeri atau bengkak meningkat 48 jam setelah luka terjadi
- Demam
- Luka belum sembuh dalam 10 hari setelah cedera
Jika luka anak tidak terlalu parah, kita bisa merawat luka tersebut di rumah.
Karena merawat luka anak penting untuk meningkatkan penyembuhan, menghindari infeksi, dan meminimalisir bekas luka.
Menurut The Royal Children's Hospital Melbourne, kita perlu menjaga luka pada anak agar kering dengan menggunakan balutan kain kasa.
Selain itu, kita juga disarankan untuk melakukan berbagai hal, seperti:
- Memastikan anak menghindari berenang sampai lukanya sembuh
Baca Juga: 3 Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan Kembangkan Gel Daun Mangga Obati Luka Diabetes
- Hindari anak mandi sekitar enam minggu tergantung pada lukanya atau tetap mandi tetapi dalam keadaan luka tidak terkena air
- Jika luka anak disebabkan karena dioperasi, sebaiknya gunakan balutan kain kasa
- Rutin mengganti balutan kasa dengan yang bersih. (*)
#berantasstunting