Find Us On Social Media :

5 Fakta Penularan Covid-19 Pada Bayi dan Balita, Menurut Para Ahli

Bayi jarang kena virus corona akibat sistem imunitas bawaan yang masih aktif.

GridHEALTH.id - Infeksi virus corona, atau yang dikenal juga dengan sebutan Covid-19, merupakan penyakit yang menyerang sistem pernapasan.

Penderita Covid-19 sejauh ini kebanyakan adalah orang dewasa. Namun, kasus pada anak-anak juga telah dilaporkan, termasuk pada balita.

Namun samakah gejala virus corona yang terjadi pada anak-anak dengan orang dewasa, berikut fakta-fakta yang dirangkum dari sejumlah sumber;

1. Gejala Covid-19 pada anak-anak lebih ringan

Anak-anak yang divonis positif virus corona biasanya mengalami gejala yang lebih ringan dibanding orang dewasa.

Hingga saat ini, pasien Covid-19 yang menunjukkan kondisi fisik yang berat sebagian besar merupakan lansia maupun orang yang memiliki penyakit penyerta, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit kardiovaskular.

Kondisi ini mirip dengan saat wabah virus SARS dan MERS melanda beberapa negara, beberapa tahun silam.

Baca Juga: Belanja Stok Kebutuhan Rumah Tangga, Ini Tips Hindari Covid-19

Baca Juga: 4 Jenis Obat Ini Tak Boleh Diminum dengan Teh, Akibatnya Bisa Fatal

Saat itu, anak-anak juga ada yang terkena kedua virus tersebut, namun tingkat keparahan dan kematiannya tidak setinggi orang-orang dewasa.

Menurut The New England Journal of Medicine (NEJM), anak-anak di China yang terinfeksi virus corona COVID-19 hanya mengalami gejala ringan seperti batuk dan pilek.

Sedangkan untuk kasus yang mengalami gejala berat seperti sesak napas angkanya sangat rendah.

Dibanding orang dewasa, hanya sedikit anak-anak yang terjangkit virus asal Wuhan, Tiongkok, ini.

Dalam jurnal kesehatan yang dipublikasikan oleh JAMA, terungkap bahwa virus ini paling banyak menyerang orang berusia 49-56 tahun.

2. Tak bisa dibedakan dari gejala flu

Menurut dr Miza Dito Afrizal, SpA, BMedSci, MKes, dari RSIA Tumbuh Kembang, gejala ringan virus corona yang terjadi pada anak-anak dengan gejala flu tidak bisa dibedakan, karena memiliki gejala yang sama seperti batuk dan pilek.

 Baca Juga: Fakta Tentang Obat Diet, Bikin Kekurangan Gizi Hingga Menguras Kantong

Baca Juga: Studi, Pemberian Air Gula Saat Imunisasi Bisa Tenangkan Bayi

"Tidak bisa dibedakan, gejala batuk dan pilek pada virus corona Covid-19 sama persis dengan gejala influenza," ujar dr Miza seperti dikutip dari detik health.

3. Mencegah virus cocona

Cara mencegah agar anak tak tertular virus corona sama dengan orang dewasa, yaitu dengan mencuci tangan dan menjauhi orang dalam keadaan sakit.

Bersihkan benda-benda yang sering disentuh anak dengan disinfektan, misalnya gagang pintu, kursi, meja, hingga mainannya.

Cuci mainan anak juga dengan air dan sabun atau sesuai dengan petunjuk penggunaannya. Bila memungkinkan, cuci mainan tersebut menggunakan air hangat.

Bagi orangtua, kurangi kebiasaan mencium atau menyentuh wajah anak. Bagi orangtua yang bekerja, sepulang kerja segera ganti pakaian dan mandi sebelum berinteraksi dengan anak.

Jangan membawa anak-anak di kerumunan atau keramaian.

4. Virus corona jarang menyerang anak-anak

Dokter Syahrizal Syarif, MPH, PhD, dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) menjelaskan, kasus pada anak-anak sangat sedikit. 

 

"Misalnya ada sekitar 100 orang (yang terkena Covid-19), hanya 16 orang yang membutuhkan perawatan serius.

Baca Juga: Perawatan Gigi Untuk Ibu Hamil Perlu Karena Gigi Berlubang Bisa Memicu Keguguran

Baca Juga: Studi: Minum Air Putih Bisa Jadi Obat, Begini Cara Mengonsumsinya

Dan mereka yang meninggal adalah usia lanjut dengan ada penyakit jantung sebelumnya, mempunyai penyakit-penyakit kronis lain (sebelumnya)," jelasnya seperti dikutip dari gelora.co.id (3/3/2020).

5. Virus corona lebih 'jinak' kepada anak-anak

Hingga kini belum diketahui pasti kenapa anak-anak jarang tertular virus corona. Namun sejak lama, para ilmuwan menemukan pola serupa termasuk pada penyakit cacar air (chickenpox) dan campak (measles).

Bahkan, pola yang sama juga ditemukan pada wabah SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan MERS (Middle East Respiratory Syndrome) yang sama-sama disebabkan oleh keluarga virus corona.

"Kami tidak memahami sepenuhnya fenomena tersebut. Mungkin karena perbedaan respons imun pada anak dibanding pada dewasa," kata Dr Andrew Pavia dari University of Utah, dikutip dari Livescience.

Baca Juga: 6 Reaksi Alergi Akibat Obat, Dari Kulit Gatal Hingga Mengancam Nyawa

Baca Juga: Alergi Antibiotik Bisa Bahayakan Nyawa, Ini Jenis Alergi Lainnya

 "Salah satu hipotesis menyebut respons imun bawaan, yaitu respons awal yang ditujukan pada kelompok patogen, cenderung lebih aktif," lanjutnya.(*)