Find Us On Social Media :

Kuba Tak Mau Kalah, Punya Antivirus Corona yang Sudah Diakui Dokter di China

Vaksin produksi Kuba IFNrec digunakan sebagai antivirus corona di China.

GridHEALTH.id - Jumlah penderita Covid-19 di Indonesia melonjak drastis hanya dalam sehari, yakni 227 kasus dari sebelumnya 172 kasus per Rabu (18/3) dan 11 sembuh. 

Namun yang paling adalah angka kematian dengan case fatality rate (CFR) yang tinggi.

Tercatat sudah ada 19 orang dari 227 penderita meninggal, sehingga fatality rate mencapai 8,37% (jumlah meninggal dibagi angka positif x 100%) .

Padahal hingga saat ini vaksin dan obat untuk virus corona jenis baru belum ditemukan.

China dan beberapa negara lainnya berlomba mencari vaksin untuk mengobati virus yang muncul di Wuhan pada Desember lalu.

Indonesia tentunya berharap dan berkepentingan vaksin ini segera ditemukan agar bisa ikut merasakan manfaatnya.

Baca Juga: Fatality Rate Indonesia Kasus Corona Disorot , Lampaui Italia dan Iran

 

Baca Juga: 6 Tanda Dini Serangan Stroke, Tekanan Darah Tinggi Salah Satunya

Belum banyak yang tahu, sebelum menemukan vaksin untuk virus corona,  rupanya dokter di China sejauh ini telah menggunakan suatu antivirus untuk membantu menyembuhkan pasien virus corona atau COVID-19. Diketahui, antivirus tersebut merupakan buatan Kuba.

Antivirus yang diproduksi oleh industry bioteknologi Kuba itu bernama 'Recombinant Interferon Alpha 2B’ atau disebut IFNrec.

Antivirus tersebut telah ditetapkan Komisi Kesehatan Nasional China sebagai salah satu dari 30 obat yang dinilai efektif menyembuhkan penyakit pernapasan, melansir situs Telesureenglish yang dikutip dari gelora.co.id.

Perusahaan ChangHeber yang berlokasi di kota Changchun pun langsung bergegas memproduksinya sejak 25 Januari lalu.

Dokter-dokter di China meyakini, IFNrec ampuh melawan semua jenis virus berbahaya.

Selain untuk corona, IFNrec ini juga digunakan untuk mengobati berbagai jenis kanker, infeksi terkait HIV, tumor, kutil kelamin, dan hepatitis tipe B dan C.

 

IFNrec sudah ada di Kuba selama 39 tahun, menilik situs resmi Workers World. Kuba mulai mengembangkan protein yang mengandung antivirus tersebut bersamaan dengan didirikannya industri bioteknologi pada 1981.

Baca Juga: Jalan Sehat Untuk Kesehatan Ginjal, Cukup 30 Menit Setiap Hari

 

Baca Juga: Jangan Suka Berlama-lama di Kantor, Bahaya Hipertensi Mengintai

ChangHeber, Biotech, dan Changchun Heber Biological Technology adalah tiga perusahaan yang telah bergabung dalam kerja sama Cina-Kuba di sektor bioteknologi.

Kerja sama ini dinilai memiliki prospek luas untuk pertumbuhan ekonomi di masa depan.

Selama ini belum ditemukan satu vaksin yang benar-benar efektif menangkal virus corona. Namun setiap usaha dan penelitian patut diapresiasi mengingat korban berjatuhan dengan cepat.

Baca Juga: Buat Ramuan Lavender Campur Lemon, Manfaat Menakjubkannya Akan Terasa dalam Kehidupan Sehari-hari!

Baca Juga: Sedang Jadi Tren, Posisi Satu Menit 'Plank' Untuk Manfaat Kesehatan

Beragam jenis obat-obatan juga digunakan, seperti dilakukan China dengan menggabungkan Remdesivir yang digunakan melawan Ebola, Ritonavir, yang digunakan untuk mengobati infeksi HIV / AIDS, dan Zavesca, yang efektif dalam memecah lipid tertentu. (*)

#hadapicorona