Find Us On Social Media :

Pemerintah Borong 40 Ribu Alat Rapid Test, Jubir Presiden Kena Semprot Dokter Erlina Burhan: 'Tes Ini Bukan untuk Mendiagnosis Virus Corona'

Jubir Presiden kena semprot dokter spesialis paru

"Ingin saya sampaikan rapid test ini tidak untuk mendiagnosis, tapi untuk melihat sudah ada antibodi.

"Nah, diingat lagi antibodi ini terbentuk kalau ada gejala. Kalau orang tidak bergejala diperiksa rapid test (hasilnya) negatif.

"Kalau seseorang dalam masa inkubasi, diperiksa rapid test serology yang antibodi ini belum ter-detect, jadi seolah-olah negatif," ungkap dr. Erlina Burhan.

Baca Juga: Hari Tuberkulosis Sedunia: Indonesia Duduki Peringkat Ketiga Penderita TBC di Dunia, Pemerintah Gencarkan 3 Langkah Pencegahannya

Tak hanya itu, Erlina pun mengkhawatiran jika masyarakat awam ikut membeli alat tersebut malah akan memunculkan kembali acara perkumpulan.

"Nah nanti masyarakat kadung (terlanjur) bahagia, gembira bahwa dia negatif (Covid-19), lalu bikin lagi keramaian, bikin pesta lagi, jalan-jalan lagi.

"Padahal mungkin dalam masa inkubasi. Nanti suatu masa bergejala lagi, menularkan pada yang lain, jadi tidak ada habis-habisnya," terangnya.